“Asuransi
dan Bank Pertanian dan Perananya terhadap Pengelolaan Risiko”
1. Menurut kelompok anda apa yang
dimaksud dengan (a) asuransi pertanian dan (b) Bank Pertanian, dan bagaimana
trend perkembangan asuransi/bank pertanian di Indonesia, serta mengapa asuransi
/bank pertanian sangat dibutuhkan dalam sektor pertanian dan petani Indonesia,
dalam kaitannya terhadap manajemen risiko.
Jawab
:
a)
Asuransi
Pertanian
Asuransi
pertanian adalah suatu lembaga ekonomi formal yang berfungsi
mengelola risiko yang dihadapi oleh petani. Lembaga ini bertujuan untuk :
·
Menstabilkan
pendapatan petani dengan mengurangi kerugian akibat kehilangan hasil.
·
Merangsang
petani mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan secara
konseptual,pengembangan ke arah efisiensi penggunaan sumberdaya.
·
Mengurangi
risiko yang dihadapi lembaga perkreditan dan meningkatkan akses petani ke
lembaga tersebut.
Asuransi
pertanian di Indonesia belum terwujud meskipun secara konseptual pengembangan
ke arah itu sudah dicanangkan sejak tahun 1982, sehingg trend dalam bentuk
implementasinya belum terlihat meskipun pernah dibentuknya Kelompok Kerja
Persiapan Pengembangan Asuransi Panen.
Berkaitan
dengan pentingnya lembaga semacam ini, dari tujuan pengadaan lembaga ini dapat
disimpulkan lembaga asuransi pertanian akan sangat membantu petani khususnya
dalam manajemen risiko. Risiko akan ditekan secara terus menerus sehingga akan
menguntungkan pihak petani dan pihak asuransi pun dapat melaksanakan tujuannya
dengan baik.
b) Bank Pertanian
Menurut
kelompok kami, Bank pertanian merupakan lembaga pembiayaan formal (dalam bentuk
Bank atau BPR) yang khusus menangani sektor rill (investasi, produksi dan
distribusi) di bidang pertanian, tidak hanya menyediakan pembiayaan melalui
skim kedit pertanian tetapi juga menyentuh aspek non ekonomis yaitu
meningkatkan sikap bisnis dan pengetahuan petani serta membantu petani dalam merancang dan mengurus proyek-proyek pertanian dalam
usahatani.
Disisi lain,
trend perkembangan dari Bank pertanian sedang dalam peningkatan tetapi masih
dalam bentuk perencanaan atau perencanaan konsep, sedangkan dalam bentuk
implementasi belum ada satupun bank yang melayani jasa sektor pertanian.
Padahal, keberadaan dari Bank pertanian sangat penting untuk sektor pertanian
karena dengan adanya bank pertanian, petani akan lebih dekat dengan akses
permodalan sehingga akan sangat membantu dalam pemecahan masalah permodalan dan
keberlangsungan usahatani. Pemecahan masalah permodalan yaitu dengan melalui
kredit pertanian. Kredit yang di peroleh dapat digunakan untuk:
·
Pembelian
input produksi
·
Pembelian
alat dan mesin pertanian
·
Melakukan
diversifikasi antara berbagai jenis komoditas dan atau ternak dengantanaman
yang bernilai tinggi.
·
Melaksanakan
pengolahan pascapanen
·
Melaksanakan
diversifikasi bisnis horizontal antara pertanian dan non pertanian.
Jika
dikaitkan dengan manajemen risiko, risiko yang diperoleh dari pertanian akan
semakin kecil, khususnya dalam risiko permodalan dan keuangan.
2. Lakukan analisis, mengapa Asuransi/bank
pertanian di Indonesia tidak berkembang?, sebutkan faktor-faktor yang
menyebabkan Asuransi/bank pertanian di Indonesia tidak berkembang?. Bandingkan
juga degan pengembangan Asuransi/bank pertanian di negara lain, apakah
kondisinya sama dengan di Indonesia ?. Uraikan dengan bukti-bukti yang jelas.
Jawab :
Asuransi dan Bank pertanian di Indonesia belum
berkembang, hal ini disebabkan belum adanya komitmen pemeritah secara khusus
untuk memprioritaskan sektor pertanian, terutama mengenai implementasi dari
beberapa opsi rencana yang telah dibuat. Disisi lain sumber dana dari pendirian
lembaga permodalan seperti Bank dan Asuransi juga belum sepenuhnya mendapat
tiik hijau dari pemerintah, hal ini bekaitan dengan peraturan mengenai setoran
minimum pendirian bank dan atau mendorong salah satu lembaga keuangan BUMN menjadi
lembaga yang khusus melayani jasa pertanian belum berani dilakukan pemerintah.
Sepertinya waktu yang digunakan pemerintah untuk membuat bank/asuransi
pertanian terlalu banyak, padahal pertanian di Indonesia semakin lama-semakin
berkembang, termasuk dalam hal permodalan, risiko termasuk juga
permasalahannya.
Berbeda dengan Negara-negara yang lebih dulu telah
melakukan beberapa perhatian penuh di sektor pertanian dengan menyediakan lembaga-lembaga
yang mendukung sektor pertanian termasuk juga asuransi dan perbankan. Misalnya
saja Malaysia, dan Thailand, banyak pelajaran yang bisa di ambil dari Negara
tersebut mengenai pengalaman dalam menerapkan sistem perbankan dalam pertanian
antara lain :
·
Keberadaan
lembaga bank pertanian menjadi suatu kebutuhan yang mutlak jika suatu Negara
ingin memberi perhatian serius terhadap sektor pertaniannya.
·
Dengan
adanya bank pertanian, skim kredit dapat dirancang sesuai dengan kapasitas
kegiatan sektor pertanian baik tingakat suku bunga, mekanisme pinjaman maupun pengembaliannya.
·
Bank
dapat melakukan subsidi silang tingkat suku bunga antar skim kredit yang
dianggap komersil dengan non komersil.
·
Bank
dapat juga memberikan layanan kredit untuk individu (rumah tangga petani).
Belajar dari pengalaman Negara tetangga,
sepertinya sangat pantas Negara Indonesia menyelenggarakan pelayanan sector pertanian
dalam bentuk bank atau/asuransi, mengingat Negara ini sebagai Negara yang
berbasis pertanian.
Sedangan
khusus untuk asuransi pertanian, jika melihat ke Mexico dan Panama, di area
tadah hujan asuransi memerlukan subsidi tidak kurang dari dua-pertiga total
biaya uahatani yang diperlukan. Selain itu juga harus diperhitungkan mengenai
karakteristik wilayah yang dapat berimplikasi pada risiko. Bukannya tidak
mungkin, Indonesia dapat menerapkan lembaga semacam asuransi pertanian secara
menyebar khususnya agar dapat menjangkau petani-petani kecil di desa. Adanya lembaga
semacam (walaupun dalam bentuk Lembaga Keuangan Mikro) ini akan sangat membantu
peningkatan kesejahteraan petani dan juga menekan risiko pertanian yang tinggi
(khususnya di subsistem agribisnis usahatani).
3. Banyak pihak yang memiliki
kepentingan dalam asuransi pertanian, asumsikan jika kelompok anda sebagai
petani (pengusaha), faktor apa sajakah yang menyebabkan asuransi/bank sangat
dibutuhkan oleh petani? jika kelompok anda adalah pelaku dalam asuransi
pertanian faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan pelaku
asuransi/bank pertanian untuk
menjalankan bisnis asuransi/bank pertanian tersebut? dan jika kelompok anda
sebagai pengambil kebijakan, kebijakan apa saja yang akan anda rekomendasikan
untuk mendukung asuransi/bank pertanian tersebut? jelaskan argument kelompok anda,
kaitkan dengan fakta empirik dan teori yang telah anda peroleh.
Jawab :
Sebagai Petani (pengusaaha)
Asuransi/bank pertanian sangat dibutuhkan oleh
petani karena pertanian merupakan salah satu jenis usaha yang risiko dan ketidakpastiannya
tinggi. Sumber risiko dan ketidakpastian yang sifatnya eksternal (tidak dapat
dikendalikan oleh petani).
1)
Ketidakpastian
produksi yang penyebabnya terkait dengan faktor alam (kekeringan akibat kemarau
yang berkepanjangan, eksplosi hama/penyakit)
2)
Risiko
bencana yang sulit diprediksi misalnya kebanjiran, kebakaran, tanah longsor,
erupsi gunung berapi dan sebagainya.
3)
Ketidakpastian
harga masukan maupun keluaran
4)
Ketidakpastian
yang terkait dengan ketidak-tepatan teknologi sehingga produktivitas jauh lebih
rendah dari harapan
5)
Ketidakpastian
akibat tindakan pihak lain (sabotase, penjarahan, atau adanya peraturan baru
yang menyebabkan usahatani tidak dapat dilanjutkan
6)
Ketidakpastian
yang sifatnya personal, misalnya petani/anggota keluarganya sakit atau
meninggal dunia.
Beberapa faktor ketidakpastian
tersebut merupakan hal yang menyebabkan asuransi/bank sangat dibutuhkan oleh
petani. Namun pada umumnya tujuan utama asuransi pertanian adalah untuk
memberikan proteksi kepada petani terhadap kerugian ekonomi yang diakibatkan
oleh risiko usahataninya.
Sebagai Pelaku
Asuransi
Pengembangan asuransi pertanian
perlu mempertimbangkan tujuan dan prinsip pengembangan lembaga asuransi
pertanian, perilaku petani dalam menghadapi risiko , dan prasyarat yang harus
dipenuhi untuk bekerjanya sistem asuransi pertanian di Indonesia. Dalam
menjalankan pengembangan asuransi perlu memperhatikan tiga hal berikut: (1)
pengambilan keputusan oleh sebagian besar petani tidak hanya mempertimbangkan
faktor ekonomi tetapi juga sosial budaya (2) sebagian besar usaha tani berskala
kecil dan sering kali sebagai usaha sambilan dan (3) usaha tani umumnya
terpencar dengan pola tanam yang beragam. Semuanya itu akan mempengaruhi biaya
operasional asuransi pertanian.
Ada Sembilan unsur kunci yang
menentukan efektifitas, kelancaran operasional, dan keberlanjutan system
asuransi pertanian yaitu:
1. Petani sasaran
2. Cakupan komoditas usahatani
3. Cakupan asuransi
4. Nilai premi dan prosedur
pengumpulannya
5. Mekanisme penyesuaian kerugian
6. Struktur organisasi terkait
dengan skim yang dipilih
7. Skim pendanaan
8. Susunan penjaminan ulang
9. Komunikasi dengan petani
Selain Sembilan kunci tersebut,
ada prasyarat esensial lain yang perlu mendapat perhatian khusus , yaitu: (1)
ketersediaan pangkalan data yang memadai (2) ketersediaan personal yang
terlatih (3) pemantauan dan (4) arus informasi, teknologi dan gagasan
untukpenyempurnaan. Dengan terpenuhinya syarat-syarat tersebut diharapkan
lembaga asuransi pertanian dalam upaya melindungi petani bias terwujud.
Sebagai Pengambil
Kebijakan
Pada umumnya asuransi pertanian
membutuhkan subsidi karena meskipun secara ekonomi mungkin layak tetapi secara
financial umumnya tidak layak. Subsidi sangat relevan untuk fase-fase awal
program asuransi. Pada fase ini, data untuk penghitungan tingkat premi dan
jumlah cakupan sulit diperoleh sehingga kesalahan-kesalahan sulit dihindari.
Selain itu pada fase awal sangat sulit bagi perusahaan privat untuk mengatasi
persoalan yang berkenaan dengan timbulnya kesulitan dalam merealisasikan mekanisme
penyebaran risiko ataupun kesulitan untuk menciptakan cadangan untuk mengatasi
lonjakan nilai pertanggungan akibat situasi yang tidak kondusif. Selain itu
pengambil kebijakan (pemerintah) ddapat menyediakan asuransi kembali
(reinsurance), atau penjaminan, mengasuransikan keselamatan program.
Pengambil kebijakan (pemerintah) dalam
pengembangan asuransi pertanian sangat menentukan. Pengembangan asuransi
pertanian membutuhkan adanya komitmen, kebijakan, program, dan dukungan politik
yang kuat dan konsisten. Berpijak pada kondisi empiris system usahatani di
negeri ini maupun belajar dari pengalaman negara lain yang telah
mengembangkannya, asuransi pertanian untuk usahatani Indonesia dapat
dikembangkan jika ada subsidi dari pemerintah
mohon izin mau d copas ya.................
ReplyDelete