BAB
I
GAMBARAN
UMUM
1.1 Gambaran Umum Peternakan Domba
Menurut M.Rasyaf (1994)
peternakan dapat definisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan mengembangbiakan
dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan
tersebut. Kegiatan di bidang peternakan dibagi atas dua bagian, yaitu
peternakan hewan besar dan peternakan hewan kecil. Besar dan kecilnya ini
dilihat dari hewan ternaknya. Contoh untuk peternakan hewan besar adalah
peternakan sapi, kambing, domba dan kuda sedangkan untuk peternakan hewan kecil
adalah peternakan ayam dan peternakan kelinci (Sayuti A,2006).
Untuk saat ini pertanian
tidak lagi dipandang dalam arti sempit, yang hanya terfokus pada kegiatan
onfarm/budidaya saja. Saat ini terdapat paradigma baru mengenai cara pandang
terhadap pertanian yaitu Agribisnis. Agribisnis adalah suatu sistem pertanian
yang saling berkaitan antara sub-sub sistemnya yakni sub sistem hulu,sub sistem
onfarm dan sub sistem hilir yang didukung oleh subsistem lembaga penunjang.
Peternakan merupakan salah
satu kegiatan dari sektor pertanian, sehingga bila melihat peternakan dari
paradigma baru pertanian maka dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan peternakan
yang dimulai dari subsistem penyedia sarana produksi ternak, proses produksi
(budidaya) ternak, penanganan pasca panen, pengolahan dan subsistem pemasaran (Edi
Prasetyo,dkk,1998). Dalam subsektor peternakan, subsistem hulu meliputi
industri bibit ternak, pakan ternak, obat-obatan dan vaksin ternak, serta
alat-alat dan mesin peternakan. Berdasarkan jenis outputnya, subsistem
usahatani dapat digolongkan menjadi usaha ternak perah, usaha ternak
potong/pedaging, usaha ayam petelur,dan lain-lain. Subsistem agribisnis hilir
meliputi usaha pemotongan hewan, industri susu, industri pengalengan daging,
industri telur asin, industri kulit, restoran dan lain sebagainya. Subsistem
institusi penunjang meliputi lembaga penelitian pemerintah, penyuluhan, lembaga
keuangan, kesehatan hewan dan lain-lain.
Domba merupakan salah satu
hewan yang biasa diternak. Domba termasuk kedalam family Bovidae. Di indonesia, ada dua bangsa domba yang terkenal atau
biasa diternak yakni domba ekor gemuk yang banyak dijumpai di Jawa Tengah dan
Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat. Adapun
manfaat dari domba antara lain sebagai sumber protein hewani, kemudian susu
domba dan bulunya dapat digunakan untuk industri tekstil.
Usaha peternakan domba termasuk salah satu jenis usaha yang harus mendapat perhatian untuk
dikembangkan. Pada saat ini kegiatan ekonomi yang berbasis ternak domba terpusat pada peternakan rakyat di daearah pedesaan
dengan motif usaha subsistens. Beberapa ciri dari usaha seperti ini adalah skala usaha kecil,
modal kecil, bibit lokal, pengetahuan teknis beternak rendah, usaha bersifat sampingan,
pemanfaatan waktu luang, tenaga kerja keluarga, sebagai tabungan dan pelengkap kegiatan
usahatani.
Adapun
kendala dalam usaha agribisnis peternakan domba antara lain
ketidaktersediaan industri perbibitan domba/kambing yang dapat diandalkan.
Padahal, upaya pembibitan sangat penting untuk menghasilkan ternak yang berkualitas.
Selama ini, upaya pembibitan yang tidak kredibel telah
menyebabkan kualitas
genetik domba semakin menurun. Perilaku peternak yang cenderung menjual domba jantan
berkualitas karena harganya relatif mahal, juga menjadi faktor penyebab kualitas
domba yang
berada di kalangan peternak rendah, menyebabkan keturunan domba
generasi selanjutnya menjadi kurang baik, yang akhirnya menghilangkan kesempatan
para peternak untuk memperoleh manfaat ekonomi yang lebih baik.
1.2 GAMBARAN KHUSUS KELOMPOK TANI TERNAK
SUKAMAJU
Kelompoktani
Ternak Sukamaju merupakan salah satu kelompok tani yang ada dalam Gapoktan
Rukuntani, dimana kelompok tani ini bergerak dalam usaha peternakan, seperti
domba, kambing dan sapi. Kelompok Tani Sukamaju beridiri pada tahun 1997 akan
tetapi masih berdiri sendiri. Pada tahun 2008, Kelompok Tani Sukamaju bergabung dalam Gapoktan Rukuntani.
Sedangkan Gapoktan Rukuntani berdiri pada tahun 2007 dengan status yang sudah
diakui oleh pemerintah, dimana awalnya Gapoktan Rukuntani pada tahun 2001
merupakan Himpunan Rukuntani dan pada tahun 2006 berubah menjadi Gapoktan
Rukuntani akan tetapi statusnya belum diakui.
Kelompoktani
Ternak Sukamaju memiliki struktur organisasi yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara
dan seksi kepengurusan di masing-masing bidang seperti seksi produksi, sarana
produksi, pemasaran dan pengembangan usaha serta angota. Struktur organisasi
Kelompok Tani Sukamaju dapat dilihat sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOKTANI TERNAK SUKAMAJU
Kelompok
tani Ternak Sukamaju memiliki 23 orang anggota yang seluruhnya bertempat
tinggal di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Bogor. Tingkat Pendidikan yang dimiliki
anggota kelompoktani tersebut yaitu 1 orang lulusan SMA, 13 orang lulusan SD, 1 orang lulusan SMK, dan 5 orang lulusan
SMP. Kelompoktani Sukamaju terpilih sebagai Kelompoktani berprestasi terbukti
dari adanya bantuan dana APBN dari Kementrian Pertanian.
Ternak domba merupakan salah satu
asset yang dimiliki Kelompoktani Ternak Sukamaju, dengan jumlah domba secara
keseluruhan sebanyak 150 ekor dan ditempatkan dalam lokasi yang sama. Bibit
yang diperoleh untuk penggemukan domba berasal dari beberapa daerah seperti
Cianjur, Cicurug, Cigubeg dan Sukabumi. Untuk penggemukan domba dipilih domba
jantan yang berumur minimal satu tahun dengan tinggi minimal 70 cm dan panjang
minimal 1 meter. Waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan domba sekitar tiga
sampai empat bulan. Pada awal penggemukan bibit domba yang sudah dibeli
terlebih dahulu dicukur dan dimandikan. Setelah itu diberi obat-obatan seperti
obat cacing, antibiotik, vitamin serta vaksin yang diberikan 3 bulan sekali
yaitu pada awal penggemukan.
Pada saat penggemukan domba, pakan yang diberikan yaitu rumput, konsentrat,
ampas tahu dan air minum. Rumput yang diberikan kepada domba tergantung pada
berat badan domba, rata-rata rumput yang diberikan sebanyak 25 kilogram per
ekor perhari. Untuk konsentrat 2 kilogram perekor, ampas tahu 1 kilogram
perekor perhari. Pemberian pakan ini dilakukan oleh tenaga kerja upah dan
pengontrolannya dilakukan setiap hari.
Wilayah pemasaran Domba di sekitar
kota Bogor, Jakarta dan Depok. Pembelian domba dilakukan secara langsung oleh
konsumen dengan mendatangi lokasi penggemukan domba, selain itu konsumen dapat
juga memesan langsung melalui telephon ke Kelompoktani Ternak Sukamaju. Apabila
konsumen membeli atau memesan domba lebih dari 10 ekor maka Kelompotani akan
mengirim domba tersebut langsung ke konsumen namun apabila kurang dari 10 ekor
maka konsumen harus dating langsung ke lokasi penggemukan domba. Penjualan
domba pada hari-hari biasa relative sedikit, peningkatan permintaan terhadap
domba terjadi pada saat hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Adha. Dari hasil
penjualan domba, keuntungan yang diperoleh Kelompoktani Ternak Sukamaju akan
diberikan kepada anggota dengan sIstem bagi hasil yaitu 60% untuk pengurus dan
40% untuk pemilik modal.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui aspek
pasar seperti tingkat permintaan dan penawaran domba, jenis pasar domba, harga
jual domba dan strategi pemasaran domba.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui aspek teknis seperti lokasi bisnis, proses produksi, proses
produksi, layout dan pemilihan jenis
teknologi dan equipment pada usaha
pembesaran domba.
3.
Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
aspek manajemen dan hukum aspek sosial, ekonomi, dan budaya dan aspek
lingkungan pada
usaha pembesaran domba.
4.
Mahasiswa
mengetahui cara penyusunan cash flow dan laba rugi pada pembesaran domba
5.
Mahasiswa
dapat menilai apa yang akan terjadi pada bisnis jika terjadi perubahan dalam
perhitungan biaya atau manfaat dengan analisis sensitivitas dan analisis nilai pengganti (Switching Value Analysis) pada
pembesaran domba.
BAB
II
ASPEK-ASPEK
DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
PEMBESARAN
DOMBA
Dalam
tahap persiapan dan analisis suatu kelayakan bisnis perlu dipertimbangkan
berbagai aspek yang mungkin terlibat dan satu sama lain saling berkaitan.
Secara umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan yaitu:
(a) aspek pasar,(b) aspek teknis, (c) aspek manajemen dan hukum, (d) aspek
sosial,ekonomi, dan budaya, (e) aspek lingkungan, (f) aspek finansial
(keuangan).
Dewasa
ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya persaingan juga semakin tajam.
Keadaan yang demikian, menjadikan aspek pasar menempati kedudukan utama dalam
pertimbangan investor dan pendekatan yang digunakan oleh investor dalam
memperebutkan konsumen. Peranan analisis aspek pasar dalam pendirian maupun
perluasan bisnis pada studi kelayakan bisnis merupakan hal utama untuk mendapat
perhatian.
Aspek
pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam dalam studi kelayakan
bisnis. Besar permintaan produk serta kecendrungan perkembangan permintaan selama
masa kehidupan bisnis yang akan datang
perlu diperkirakan dengan cermat. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang
diteliti, dikemudian hari bisnis dapat terancam karena adanya kekurangan atau
kelebihan dari permintaan. Baik kekurangan maupun kelebihan permintaan akan
menyebabkan kegiatan bisnis tidak dapat beroperasi secara efisien.
Pemasaran kegiatan usaha
pembesaran domba diharapkan beroperasi secara sehat bilamana produk yang
dihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran, serta dapat menghasilkan jumlah
hasil penjualan yang memadai dan menguntungkan. Agar dapat memperoleh gambaran
seberapa jauh kegiatan usaha pembesaran domba yang direncanakan dapat memenuhi
persyaratan tersebut, berbagai hal yang bersangkutan dengan pasar dan pemasaran
produk perlu ditelaah seperti permintaan domba, penawaran domba, penetapan
harga domba, dan strategi pemasaran domba.
2.1 ASPEK
PASAR
1. Permintaan
Domba
Permintaan merupakan sejumlah
produk yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Umumnya pasokan domba masih terfokus memenuhi kebutuhan hewan qurban
Idul Adha, akikah, serta konsumsi daging potong untuk sate dan gule. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi permintaan domba pada Kelompok Tani Sukamaju, seperti prilaku
konsumen, dan hari-hari besar nasional maupun keagamaan. Konsumen yang menjadi
pelanggan atau pembeli domba pada Kelompok Tani Sukamaju kebanyakan dari
kalangan pengusaha rumah makan yang menyediakan olahan makanan berbahan baku
daging domba seperti pedagang sate domba, sop daging domba,dan lainnya. Semakin terbuka lebar peluang usaha rumah
makan sate domba maka permintaan terhadap domba akan semakin meningkat.
Selain konsumen yang berasal
dari kalangan pengusaha rumah makan, konsumen daging domba juga berasal dari
masyarakat setempat. Dimana permintaan masyarakat akan semakin tinggi pada saat
Hari Raya Idul Adha karena dibutuhkan domba dalam jumlah banyak untuk qurban.
Kelompok Tani Sukamaju dapat menjual domba hingga 300-400 ekor pada saat Hari
Raya Idul Adha sehingga Kelompok Tani Sukamaju harus menyediakan stok yang
banyak tiga atau empat bulan sebelum Hari Raya Idul adha tiba untuk memenuhi
permintaan konsumen dari kota Bogor, Jakarta dan Depok.
2. Penawaran
Domba
Penawaran adalah sejumlah
produk yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Penawaran domba pada Kelompok Tani Sukamaju dipengaruhi oleh biaya produksi,
tujuan kelompok tani, dan perubahan harga yang terjadi dipasaran. Biaya
produksi dapat mempengaruhi tingkat penawaran, karena jika biaya produksi yang
digunakan semakin besar maka harga yang ditawarkan akan semakin tinggi dan
berimplikasi pada keinginan kelompok tani untuk mendapatkan keuntungan dari
hasil penjualan ternak domba. Perubahan harga domba pada tingkat pasar akan
menyebabkan perubahan pada tingkat penawaran domba ditingkat produsen. Dalam
ilmu ekonomi dasar, jumlah produk yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga
artinya jika harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan naik dan
sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.
Penawaran domba yang dilakukan
oleh Kelompok Tani Sukamaju terbatas pada konsumen yang menjadi pelanggan tetap
dan konsumen yang berada di wilayah Bogor, Jakarta dan Depok. Penawaran
dilakukan apabila usaha pembesaran domba oleh Kelompok Tani Sukamaju telah
memasuki waktu siap jual.
3.
Struktur Pasar Domba
Pasar domba pada Kelompok Tani
Sukamaju termasuk pada pasar persaingan sempurna. Hal ini disebabkan oleh pasar
tersebut memiliki kesamaan ciri pasar persaingan sempurna seperti produk yang
dijual homogen, terdiri atas banyak penjual dan pembeli, setiap penjual
mempunyai kebebasan untuk keluar dan masuk ke dalam pasar, pembeli dan penjual
mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, struktur harga dan kualitas
barang.
Barang yang dijual bersifat homogen
memiliki pengertian bahwa dalam pasar produk yang dijual semua sama yaitu
domba. Pada pasar domba banyak penjual yang menawarkan produk yang sama dan
begitu juga dengan konsumen yang membeli di pasar domba tersebut. Asumsi banyak
penjual dan homogenitas produk menyatakan secara tidak langsung bahwa kelompok
tani tidak mampu mempengaruhi harga pasar, karena kelompok tani pada pasar
persaingan sempurna merupakan price taker
yang hanya menerima harga jual yang telah ditentukan oleh pasar. Dalam
pasar persaingan sempurna Kelompok Tani Sukamaju bertindak sebagai price taker, dengan alasan bahwa apabila
kelompok tani menetapkan harga domba lebih tinggi daripada harga pasar maka
banyak pelanggan yang beralih ke penjual lain. Sebaliknya apabila kelompok tani
menetapkan harga domba di bawah harga pasar yang berlaku maka kelompok tani
dapat menderita kerugian karena pada harga pasar yang berlakupun semua domba
dapat terjual.
4.
Penetapan Harga Domba
Dalam
penetapan harga jual ada beberapa dasar penentuan harga jual yaitu, Cost Oriented Pricing, Demand Oriented Pricing,
Competition Oriented Pricing. Cost Oriented Pricing adalah
penentuan harga jual berdasarkan biaya produksi diantaranya biaya variabel, biaya differensial (marginal),
biaya penuh, biaya konversi, dan biaya langsung. Sedangkan biaya Demand Oriented Pricing adalah
penetapan harga jual berdasarkan pada banyaknya permintaan (Price Taker) pada
pasar persaingan sempurna. Kemudian Competition Oriented Pricing adalah
penetapan harga jual berdasarkan pada harga pesaing. Penetapan harga ini dapat
ditetapkan dalam 3 kebijakan yaitu sama dengan harga pesaing, dibawah harga
pesaing atau diatas harga pesaing. Jadi dalam penentuan harga jual Domba pada
Kelompok Tani Sukamaju didasarkan atas Competition Oriented Pricing atau
harga pesaing, yaitu pesaing-pesaingnya pada usaha yang sama. Kebijakan
penetapan harga yang dipakai adalah sama dengan pesaingnya (harga pemimpin),
karena kelompok tani ini merupakan salah satu usaha pembesaran domba dengan
kapasitas usaha yang besar.
5.
Strategi Pemasaran Domba
Dalam
strategi pemasaran, yaitu 4P (Product,
Price, Place, Promotion) pada Kelompok Tani Sukamaju dapat dijelaskan dalam
penjabaran berikut. Strategi pemasaran yang pertama yaitu Product (Produk). Produk yang dihasilkan dari peternak domba
kelompok ini adalah domba hasil pembesaran yang dapat berupa domba hidup maupun
domba potong. Pembesaran domba dilakukan
selama 3-4 bulan dari umur domba bibit yaitu 8 bulan. Untuk domba hidup memiliki
kriteria, yaitu sehat, bulunya telah dipotong sehingga domba postur tubuh domba
terlihat jelas, apakah domba tersebut gemuk dikarenakan bulu yang tebal atau
domba tersebut benar-benar memiliki postur tubuh yang gemuk, kemudian bobot
domba yaitu 50-80 kg per ekor. Untuk produk domba potong, produk ini biasanya
merupakan pesanan dari konsumen-konsumen tertentu, misalnya untuk aqiqah
ataupun untuk rumah makan sate.
Strategi
pemasaran yang kedua yaitu price.
Domba yang dijual dapat berupa domba hidup maupun domba potong. Harga yang
ditetapkan untuk domba hidup yaitu Rp 24.000,00 sampai Rp 25.000,00 per
kilogram. Harga ini biasanya terjadi pada saat penjualan di hari biasa.
Sedangkan pada saat hari besar keagamaan, harga tersebut naik menjadi Rp
35.000,00 sampai Rp 40.000,00 per kilogram. Sedangkan, domba potong dijual pada
kisaran harga Rp 50.000,00 per kilogram.
Selanjutnya
yaitu strategi pemasaran yang ketiga yaitu Place
(Lokasi). Lokasi peternakan ini berada di daerah dekat penghasil input
(bibit domba) dan pemasaran. Lokasi peternakan ini yaitu di Desa Citapen,
kecamatan Ciawi Bogor. Bibit domba di dapatkan dari daerah Cianjur dan Cisaat,
Sukabumi. Sedangkan pemasaran dilakukan ke daerah sekitar peternakan maupun ke
Jakarta dan Tanggerang serta sekitar Bogor.
Strategi
pemasaran yang terakhir yaitu Promotion
(Promosi). Promosi kelompok tani ini dilakukan dari “mulut ke mulut” konsumen.
Sehingga kelompok ini telah dikenal oleh berbagai kalangan konsumen.
Kemudian
STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
dari kelompok Tani Sukamaju, yaitu segmentation kelompok ini yaitu
segmentasi secara khusus pada aqiqah,
sedangkan segmentasi umum pada pedagang sate dan acara-acara tertentu seperti
hari raya keagamaan. Konsumen dari kelompok Tani ini merupakan konsumen langsung.
Targeting dari kelompok tani ini adalah
ingin memiliki rumah makan sate khusus domba dan olahan daging domba
lainnya. Positioning kelompok tani ini
berada di posisi leader, hal ini
dapat dilihat dari cara penentuan harga jual domba, luas daerah pemasaran dan
jumlah domba yang dijual cukup banyak.
2.2
ASPEK TEKNIS
Aspek teknis merupakan suatu
aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan
pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Beberapa faktor yang ada didalam aspek
teknis, diantaranya :
1. Lokasi
Bisnis, yakni
dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan
pabrik maupun lokasi bukan pabrik. Lokasi peternakan ini berada di daerah dekat
penghasil input (bibit domba) dan pemasaran. Lokasi peternakan ini yaitu di
Desa Citapen, kecamatan Ciawi Bogor. Bibit domba di dapatkan dari daerah
Cianjur dan Cisaat, Sukabumi. Sedangkan pemasaran dilakukan ke daerah sekitar
peternakan maupun ke Jakarta dan Tanggerang serta sekitar Bogor.
Adapun layout dari lahan
peternakannya seperti gambar di bawah ini
2. Skala
operasi, yang
ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. Skala operasi dari
peternakan ini tergolong pada skala besar. Hal ini ditunjukkan dari
terbentuknya kelompok tani ini yang berasal dari gabungan peternak-peternak domba. Sehingga dapat
menghasilkan output produksi dengan kapasitas lebih dari 500 ekor domba dan
dengan luas lahan sekitar 300 m2.
3. Kriteria
pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu
mesin dan equipment. Pemilihan alat
produksi pada peternakan ini sudah tepat karena dipilih sesuai kegunaannya.
Misalnya, mobil pengangkut domba, motor roda tiga pengangkut rumput, mesin
pencacah rumput,dan lain-lain. Dengan pemili.han alat produksi yang tepat ini,
maka produksi peternakan ini dapat berjalan dengan lancar.
2.1
ASPEK
MANAJEMEN DAN HUKUM
A.
ASPEK
MANAJEMEN
Kegiatan usaha yang telah dinyatakan layak untuk
dikembangkan tentu tidak terlepas dari adanya peran manajemen untuk
keberhasilan dari usaha tersebut. Bagaimanapun
baiknya prospek dari kegiatan usaha yang dilaksanakan, apabila tidak didukung
oleh manajemen yang baik akan menimbulkan atau mengalami kegagalan pada masalah
tersebut, maka tugas penting yang perlu dilaksanakan agar tujuan yang telah
tercantum dalam studi kelayakan perlu diuraikan kembali. Tugas-tugas tersebut
mennyangkut dengan fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisaasian,
pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan dan pengawasan.
1.
Kebutuhan
Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam
manajemen, karena dengan penggunaan sumber daya manusia yang baik maka kegiatan
usaha tersebut dapat berjalan dengan baik pula. Tidak hanya sumber daya manusia
yang berkualifikasi baik, tentunya sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pun
harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar penggunaanya dapat efisien.
Sumber daya manusia pada Kelompok Tani Sukamaju berasal
dari anggota kelompok tani itu sendiri, dimana setiap anggota diberi wewenang
untuk bertanggungjawab pada sejumlah ternak yang dimilikinya. Kelompok tani
ternak domba ini memperkerjakan sebanyak 5 orang tenaga kerja diantaranya
sebagai pencari pakan, pemberi pakan, penjaga kebersihan kandang serta
perawatan ternak. Tenaga kerja tersebut diberi upah sebesar Rp 35.000,-
perhari. Pengadaan tenaga kerja tersebut perlu diimbangi dengan kebutuhan
tenaga kerja dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Pekerjaan dalam Kelompok
Tani Sukamaju termasuk dalam skala usaha yang masih relatif kecil, dimana
jumlah tenaga kerja masih sedikit sehingga antara pemimpin atau ketua kelompok
tani dengan karyawan dan anggotanya masih mudah untuk dilakukan pengawasan dan
spesialisasi kerja.
2.
Struktur
Organisasi
Hal
yang perlu mendapat perhatian dalam pembentukan struktur organisasi adalah
bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan usaha yang telah
direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah
ditentukan secara teknis maka berdasarkan pada kegiatan itu pula disusun bentuk
struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan pembesaran
ternak domba.
Kelompoktani Ternak Sukamaju
memiliki struktur organisasi yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara
dan seksi kepengurusan di masing-masing bidang seperti seksi produksi, sarana
produksi, pemasaran dan pengembangan usaha serta anggota. Struktur organisasi
Kelompok Tani Sukamaju dapat dilihat sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOKTANI TERNAK SUKAMAJU
Ketua kelompok memegang peranan penting dalam memimpin
kegiatan usaha yang dilakukan. Peran ketua kelompok sangat dibutuhkan dalam
suatu organisasi, selain sebagai pemberi tugas pada setiap anggota kelompoknya
ketua juga memiliki tanggungjawab yang besar terhadap setiap keputusan yang
diambilnya. Apabila seorang ketua kelompok berhalangan hadir atau datang pada
kegiatan Kelompok Tani Sukamajau ataupun kegiatan pada tingkat anggota Gapoktan
Rukuntani, maka keberadaan ketua kelompok dapat digantikan oleh seorang wakilnya.
Fungsi dari adanya wakil ketua memberi manfaat tersendiri bagi kelompok, dimana
wakil ketua dapat membantu setiap permasalahan yang dihadapi kelompok dalam hal
pengambilan keputusan dan musyawarah anggota kelompok. Organisasi akan berjalan
apabila didukung dengan adanya kerjasama yang baik antar pengurus organisasi
itu sendiri. Selain ketua dan wakil ketua, organisasi juga membutuhkan
sekretaris dan bendahara serta seksi-seksi pada setiap bidangnya sehingga
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik dalam menjalankan
program-program kerja yang telah ditetapkan. Pengurus organisasi
bertanggungjawab atas anggotanya, struktur pengurusan organisasi pun dibimbing
dan dibina serta dilindungi oleh Kepala Desa dan Penyuluh.
A.
ASPEK
HUKUM
Aspek
hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan dan
mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber
dana yang pinjaman berbagai akta, sertifikat dan izin. Kelompok tani peternak
domba ini telah resmi terdaftar di Departemen Pertanian pada tahun 1997 yaitu
pada saat kelompok ini terbentuk. Proses perijinan dilakukan dengan mengajukan
proposal ke Departemen Pertanian yang disetujui oleh aparat desa setempat, yang
kemudian diajukan ke Departemen Pertanian. Selanjutnya diverifikasi dan
akhirnya mendapatkan sertifikat kelompok tani.
1.4
ASPEK
SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
Dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang akan dinilai
adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya
terhadap masyarakat keseluruhan. Pada usaha pembesaran domba Kelompok Tani
Sukamaju, aspek sosial yang ditimbulkan oleh usaha ini yaitu penambahan
kesempatan kerja bagi maasyrakat yang tidak memiliki pekerjaan sehingga
pengangguran berkurang pada Desa Citapen tersebut. Masyarakat yang awalnya
tidak bekerja, dengan adanya usaha pembesaran domba oleh Kelompok Tani Sukamaju
tersebut menjadi bekerja seperti menjadi karyawan yang merawat ternak domba,
memberi makan dan membersihkan kandang domba. Selain kesempatan kerja, pengaruh
usaha pembesaran domba pada Kelompok Tani Sukamaju terhadap lingkungan sekitar
lokasi usaha yaitu adanya perbaikan jalan
di gang-gang masyarakat sekitar.
Dari aspek ekonomi usaha pembesaran domba pada Kelompok
Tani Sukamaju dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat,
masyarakat yang bekerja pada usaha peternakan domba akan memperoleh pendapatan,
dengan adanya pendapatan tersebut maka tingkat pembelian masyrakat untuk
kebutuhannya akan semakin meningkat dan dapat menambah aktivitas ekonomi.
Perubahan dalam teknologi atau peralatan teknis dalam
usaha dapat secara budaya mengubah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
masyarakat sehingga mengakibatkan tenaga kerja kehilangan pekerjaan. Akan
tetapi pada usaha pembesaran domba aspek budaya tidak begitu berpengaruh
terhadap masyarakat atau tenaga kerja. Karena pada pembesaran domba pada
Kelompok Tani Sukamaju dibutuhkan pekerja ataupun orang yang merawat
domba-domba tersebut. Perawatan, pemberian pakan dan pembersihan kandang
dilakukan oleh tenaga kerja secara tradisional sehingga pekerja sangat
dibutuhkan untuk usaha ini.
1.5
ASPEK
LINGKUNGAN
Aspek lingkungan merupakan aspek yang mempelajari
bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya
bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak. Pertimbangan
tentang siatem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru
akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis
yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan.
Pada usaha pembesaran domba Kelompok Tani sukamaju,
limbah yang dihasilkan adalah kotoran domba itu sendiri yang dapat menyebabkan
pencemaran pada lingkungan yaitu bau yang menyengat sehingga akan mencemari
udara di sekitarnya. Akan tetapi limbah ini dimanfaatkan oleh Kelompok Tani
Sukamaju yaitu dijadikan pupuk kompos sehingga pencemaran lingkungan seperti
pencemaran udara yang ditimbulkan dari kotoran domba tersebut dapat diatasi.
Kotoran domba yang ada di kandang domba dibersihkan setiap hari, kemudian dikemas
dengan memasukkannya ke dalam karung dan disimpan di gudang. Pupuk kompos
tersebut lebih sering diberikan secara cuma-cuma kepada anggota Kelompok Tani
Sukamaju maupun warga sekitar yang membutuhkannya untuk memupuk tanaman mereka.
BAB III
PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS
DAN LAPORAN LABA RUGI
1.1
Penyusunan Cash Flow Bisnis Pembesaran Domba
Penerimaan
dan pengeluaran dalam bisnis pembesaran domba merupakan komponen yang sangat
penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung pada bisnis tersebut. Aliran
penerimaan dan pengeluaran tersebut dikenal dengan istilah aliran kas (cash flow). Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu
periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannnya.
Pada
bisnis pembesaran domba cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil
pengurangan arus biaya dan manfaat. Cash flow pada bisnis pembesaran domba
terdiri dari beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut terdiri dari: (1) Inflow
(arus penerimaan), (2) Outflow (arus pengeluaran), dan (3) Manfaat bersih (Net
Benefit).
1. Inflow
Pada
berasal dari produksi total domba yang dihasilkan setiap tahun dikalikan dengan
harga persatuan bisnis pembesaran domba komponen yang termasuk inflow adalah
nilai produksi total dan penerimaan lain yaitu kotoran domba. Nilai produksi
total pada pembesaran domba domba tersebut begitu juga dengan kotoran domba.
Total produksi kotoran domba yang dihasilkan setiap tahun dikalikan dengan
harga kotoran domba tiap karung nya.
2. Outflow
Ouflow
adalah aliran yang menunjukkan pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai kegiatan bisnis pembesaran domba baik pada saat di
awal pendirian maupun pada saat tahun berjalannya bisnis tersebut. Komponen-komponen
yang terdapat pada arus kas keluar (outflow)
pada pembesaran domba yaitu biaya investasi, biaya operasional dan pajak.
a.
Biaya Investasi
Biaya
investasi pada bisnis pembesaran domba adalah biaya yang dikeluarkan satu kali
untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis
itu tidak menguntungkan lagi. Biaya yang dikeluarkan untuk investasi tersebut
adalah tanah, kandang, gedung, mobil pengangkut domba, motor pakan, sabit, ember,
gegerekan dan skop. Dari beberapa biaya
investasi yang dikeluarkan tersebut ada beberapa juga yang dikeluarkan pada
beberapa tahun setelah bisnis berjalan yang disebut re-investasi seperti mobil
domba, motor pakan, sabit, ember, gegerekan dan skop.
b.
Biaya Operasional
Biaya
operasional merupakan semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang
menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan setiap
produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional pada bisnis
pembesaran domba terdiri dari dua komponen utama yaitu biaya variabel dan biaya
tetap.
Biaya variabel adalah biaya yang besar
kecilnya selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun. Pada
bisnis pembesaran domba yang termasuk biaya variabel adalah bibit omba, rumput,
konsentrat, obat-obatan, bahan bakar minyak (BBM), air, beban listrik, upah
tenaga kerja, dan telepon. Sedangkan biaya tetap yang merupakan biaya yang
jumlahnya tidak berpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam
satu tahun. Pada bisnis pembesaran domba yang termasuk biaya tetap adalah
abodemen telepon dan tenaga kerja tetap yaitu pemilik sebanyak 1 orang.
Untuk
mempermudah perhitungan dalam melakukan studi kelayakan bisnis pada bisnis
domba tersebut maka informasi-informasi tersebut dimasukkan ke dalam tabel.
Tabel cashflow pembesaran domba dapat
dilihat pada lampiran.
Dari tabel cashflow tersebut terlihat pada
tahun pertama net benefit yang didapatkan berjumlah negatif, ini menyatakan
bahwa pada tahun pertama bisnis tersebut rugi. Hal ini dikarenakan pada tahun
pertama biaya yang dikeluarkan sangat lah banyak daripada pemasukan yang
didapatkan. Selain itu pada tahun pertama biaya yang besar dikeluarkan yaitu
biaya untuk investasi yang hanya dikeluarkan sekali yaitu pada tahun pertama
sehingga pada awal tahun pertama bisnis tersebut rugi. Namun pada tahun kedua
bisnis tersebut sudah untung karena net benefit nya sudah positif, biaya
investasi tidak dikeluarkan lagi.
1.2
Laporan Laba Rugi
Laporan
laba rugi adalah total penerimaan pengeluaran dan kondisi keuntungan yang
diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Laporan
laba/rugi pada bisnis domba
menggambarkan kinerja suatu bisnis tersebut dalam upaya mencapai tujuannya
selama periode tertentu. Laporan laba
rugi pada bisnis pembesaran domba dapat dilihat pada lampiran.
BAB IV
ANALISISS SENSITIVITAS DAN ANALISIS NILAI PENGGANTI
(SWITCHING VALUE ANALYSIS)
- Analisis Sensitivitas
Analisis
sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis
sensitivitas pada bisnis pembesaran domba dilakukan dengan cara mengubah
besarnya variabel-variabel yang penting masing-masing terpisah atau dalam
kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau
diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan
variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan (NPV, IRR. Net B/C).
Analisis
sensitivitas dilakukan karena dalam analisis bisnis pembesaran domba
perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung
ketidakpastian tentang apa yang terjadi yang akan dating serta digunakan untuk
melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis
jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau
manfaat.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada bisnis pembesaran domba yaitu perubahan harga seperti naik
turunnya permintaan , keterlambatan pelaksanaan seperti adanya penyakit antraks
dan kenaikan biaya seperti kenaikan biaya produksi( kenaikan biaya operasional).
Analisis sensitivitas bisnis pembesaran
domba dapat dilihat pada lampiran.
- Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)
Switching value merupakan perhitungan untuk
mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan
harga output, penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan
harga input/peningkatan biaya) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih
tetap layak.
Analisis
switching value pada bisnis
pembesaran domba dilakukan dengan menghitung secara coba-coba perubahan
maksimum yang terjadi akibat perubahan di dalam komponen inflo atu outflow
seperti kenaikan biaya produksi dan penurunan volume produksi domba. Analisis switching value pada bisnis pembesaran
domba dapat dilihat pada lampiran.
BAB V
KESIMPULAN
1. Aspek pemasaran merupakan
kegiatan usaha yang perlu diperhatikan, karena berkaitan dengan permintaan,
penawaran, posisi struktur pasar, penetapan harga, dan strategi pemasaran serta
STP hingga pada akhirnya kelompok tani mampu bersaing di pasar. Permintaan masyarakat semakin tinggi pada saat Hari Raya
Idul Adha karena itu dibutuhkan domba dalam jumlah banyak untuk qurban. Kelompoktani
Sukamaju dapat menjual domba hingga 300-400 ekor pada saat Hari Raya Idul Adha
. Penawaran domba yang dilakukan oleh Kelompoktani Sukamaju terbatas pada
konsumen yang menjadi pelanggan tetap dan konsumen yang berada di wilayah
Bogor, Jakarta dan Depok.
2. Aspek teknis, manajemen dan
hukum, aspek sosial, ekonomi dan bidaya serta aspek lingkungan pada bisnis
pembesaran domba dapat dikatakan baik karena telah memenuhi kriteria kelayakan
bisnis.
3. Pada bisnis pembesaran domba jika terjadi perubahan dalam perhitungan biaya
atau manfaat dengan analisis sensitivitas dan
analisis nilai pengganti (Switching
Value Analysis) maka nilai NPV, IRR dan Net B/C juga berubah sehingga dapat
diketahui bisnis tersebut sensitif terhadap perubahan seperti berubahnya harga,
penurunan volume produksi dan adanya kenaikan biaya operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmalina
R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Departemen Agribisnis FEM-IPB.
Ibrahim, HMY. 1998. Studi
Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta
http://enterandri.multiply.com/journal/item/5 (Diakses 22 Maret 2011; 10:20)
Saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.
ReplyDelete