Sunday, February 5, 2012

PRAKTIKUM MK. AGRIBISNIS PANGAN

BUDIDAYA  JAGUNG HIBRIDA

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jagung merupakan tanaman asli benua Amerika. Selama ribuan tahun, jagung dimanfaatkan sebagai bahan makanan suku indian. Christopher Columbus, seorang pelaut asal Spanyol yang menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah orang yang berjasa menyebarkan jagung ke seluruh dunia. Di Indonesia, sejak pertama dibawa oleh bangsa Portugis pada abad 17, tanaman jagung mendapat respon baik dari  para petani. Banyak dari mereka yang menanam jagung sebagai tanaman utama setelah padi.

Seiring perjalanan waktu, jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar. Salain untuk dikonsumsi sebagai sayuran, buah jagung juga bisa diolah menjadi aneka makanan. Selain itu, pipilan keringnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Terlebih lagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, serta produktivitasnya lebih banyak.
 
Tujuan penulisan
1.   Untuk mengetahui bagaimana subsistem onfarm pada tanaman serealia komoditas jagung di suatu wilayah tertentu.
2.  Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam subsistem onfarm pada tanaman serealia komoditas jagung.
3.  Menentukan solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan dalam subsistem onfarm pada tanaman serealia komoditas jagung.

Manfaat penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana subsistem onfarm pada tanaman serealia komoditas jagung di suatu wilayah tertentu.
2.  Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam subsistem onfarm pada tanaman serealia komoditas jagung.
3. Mahasiswa dapat memberi solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan dalam subsistem onfarm pada tanaman serealia komoditas jagung.

PEMBAHASAN

Sejarah Budidaya Jagung
            Jagung (Zea Mays L.) yang masih satu keluarga dengan gandum dan padi merupakan tanaman asli benua amerika. Selama ribuan tahun, tanaman ini menjadi makanan pokok penduduk suku Indian di Amerika. Christopher Columbus merupakan orang yang berjasa menyebarkan jagung keseluruh dunia. Setelah menemukan benua Amerika secara tidak sengaja pada tahun 1492, saat kembali ke negara asalnya, spanyol, Columbus membawa tanaman jagung dan beberapa tanaman asli lainnya dari benua tersebut, seperti cabai dan tomat.
            Sejak itulah, tanaman jagung menyebar ke seluruh penjuru dunia dan dibudidayakan oleh para petani di banyak negara.
            Di Indonesia, jagung pertama kali datang pada abad 17, dibawa oleh Bangsa Portugis. Sejak kedatangannya, tanaman ini menjadi tanaman pangan utama kedua setelah padi yang ditanam hampir oleh seluruh petani di Nusantara. Bagi petani yang mengalami kegagalan panen padi karena serangan hama, menanam jagung menjadi alternatif untuk mendapatkan keuntungan atau minimal untuk menutup kerugian.
            Tanaman jagung relatif lebih mudah dibudidayakan, ganpang perawatannya, serta cocok dengan kondisi iklim dan cuaca di Indonesia. Awalnya, benih yang digunakan oleh para petani open polineted (OP) yang merupakan benih hasil persilangan terbuka dua galur murni atau lebih yang terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Benih OP biasanya diambil dari biji jagung hasil panen musim tanam sebelumnya. Sifat dari induk benih OP ini masih ada sampai dengan keturunan kelima.
            Seiring bergulirnya waktu, perkembangan budidaya jagung di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Salah satunya adalah penggunaan benih jagung hibrida, di samping benih OP yang telah lama digunakan. Namun berbeda dengan benih OP, benih jagung hibrida berasal dari persilangan yang dilakukan oleh manusia sehingga memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan benih OP.
            Keunggulan benih jagung hibrida antara lain tahan terhadap jenis penyakit tertentu, masa panennya lebih cepat dan kualitas serta kuantitas produksinya lebih baik. Bahkan, ada jagung hibrida yang bisa mengeluarkan tongkol jagung kembar sehingga hasil panennya berlipat ganda. Sayangnya, benih jagung hibrida hanya bisa ditanam satu musim tanam karena turunannya sudah tidak lagi memiliki sifat unggul dari sang induk.
            Saat ini, selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai makanan ternak unggas seperti ayam, bebek, burung dan ternak ruminansia seperti sapi,domba serta babi.bahkan jagung juga bisa diolah menjadi gula rendah kalori dan ampasnya diproses kembali untuk menghasilkan alkohol dan monosodium glutamat.

Persiapan Lahan Budidaya
A.    Pemilihan Lahan.
Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Secara umum, tanaman ini sangat toleran dan mampu beradaptasi dengan iklim di Indonesia. Lahan tanam yang baik untuk budidaya jagung adalah lahan kering yang berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan terasering, lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam sehari. Tanaman jagung toleran dengan pH (potencial Hidrogen) tanah 5,5 – 7,0, tetapi nilai yang paling cocok adalah 6,8.
Tanah lahan yang Ph-nya terlalu rendah atau asam bisa dinaikkan dengan menaburkan kapur. Agar lebih efisien, pengaplikasiannya dilakukan bersamaan dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram agar kapur tercampur merata. Banyaknya kapur yang diberikan tergantung pada nilai pH awal lahan. Sebagai patokan untuk satu hektar lahan yang memiliki pH 5,0 dibutuhkan kapur sebanyak 2-4 ton. Sementara itu, jika  pH tanah lahan terlalu tinggi atau basa dapat diturunkan dengan menaburkan belerang. Namun, pengaplikasiannya dilakukan jika nilai pH lahan memang sangat tinggi, yakni 8,0 atau 9,0.    


B.    Pengolahan Lahan.
a.   Pembersihan Gulma.
Sebelum ditanami jagung, lahan tanam dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang-alang, rumput teki semak dan pohon perdu disiangi beserta akar-akarnya. Gulma ini kemudian dibakar dan abunya ditaburkan ke lahan sebagai kompos untuk menambah kesuburan tanah.
b.   Pencangkulan.
Pencangkulan lahan dilakukan dengan memindahkan tanah bagian bawah sedalam 15-20 cm ke atas permukaan lahan. Selain untuk menyeimbangkan ketersediaan unsur hara antara bagian bawah dan atas lahan, pencangkulan juga bertujuan membuat tanah lebih remah dan gembur.
c.   Pembuatan Bedengan.
Pembuatan bedengan untuk lokasi penanaman benih banyak dilakukan di dataran rendah pada lahan kering, lahan bekas sawah atau lahan tadah hujan.bedengan dibuat selebar 70-100 cm dan tingginya 10-20 cm. panjangnya disesuaikan dengan kondisi dan kontur tanah.

d.   Pemupukan.
Pemupukan bertujuan meningkatkan kandungan unsur hara di lahan tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang, baik kotoran sapi, kambing maupun ayam.pupuk yang diberikan harus matang, yakni kering, tidak berbau dan teksturnya remah atau gembur.pemberian pupuk yang belum matang membuat kondisi lahan menjadi panas dan bisa mengakibatkan kematian pada benih jagung yang ditanam.
           
Persiapan Benih.
            Benih jagung hibrida dibuat dengan menyilangkan biji galur murni (FO) dari dua induk yang sudah diseleksi sifat unggulnya. Pembuatan benih jagung hibrida dilakukan di laboratorium dengan peralatan dan tenaga ahli yang berpengalaman.

Penanaman dan Perawatan.
A.        Pembuatan Lubang Tanam.
            Lubang tanam dibuat sedalam 2-5 cm mengguanakan tugal atau ponjo, yakni alat yang terbuat dari kayu bulat panjang dengan ujung runcing. Berdasarkan pengalaman para petani jarak lubang tanam yang ideal adalah 20 x 20 cm atau 20 x 40 cm. sementara itu, untuk benih yang ditanam di parit bedengan, jarak antar lubang tanam adalah 20 cm.
B.        Penanaman Benih.
            Benih ditanam pada pagi atau sore hari saat sinar matahari tidak begitu terik. Rata – rata, karena daya tumbuhnya tinggi, untuk semua varietas jagung hibrida hanya memerlukan satu butir banih untuk satu lubang tanam. Setelah benih dimasukkan, lubang tanam ditutup kembali dengan tanah. Usahakan agar penutupan lubang tanam dilakukan ringan saja, jangan terlalu dipadatkan.
C.        Pemupukan Awal.
            Pupuk awal yang diberikan adalah pupuk anorganik seperti urea, TSP, KCL. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara memasukkan pupuk ke dalam lubang yang dibuat dengan kedalaman sekitar 10 cm dan berjarak sekitar 15 cm dari lubang tanam.

Perawatan.
A.        Penyulaman Benih.
            Satu minggu setelah tanam, benih akan tumbuh dan muncul tanaman muda. Saat itu pengecekan harus dilakukan jika ada benih yang tidak tumbuh, mati atau tanaman muda terserang penyakit, segera lakukan penyulaman yakni penanaman benih kembali. Tujuan penyulaman adalah agar tanaman tumbuh seragam, baik umur maupun sosoknya.
B.        Penyiangan Gulma.
            Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman harus disiangi agar tidak menjadi pesaing utama dalam memperebutkan unsur hara. Penyiangan dilakukan dua kali. Pertama, saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Kedua, saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam.

C.        Pemberian Pupuk Lanjutan.
            Umur 15-30 hari setelah tanam atau setelah penyiangan pertama, tanaman diberi pupuk lanjutan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 2 gram/tanaman.  Pemberian pupuk susulan ini diulang kembali saat tanaman berumur 40 hari.

D.        Pengairan.
            Pengairan dilakukan dengan sistem leb, yakni mengalirkan air kedalam parit hingga meresap ke seluruh bagian bedengan. Cara manyiram seperti ini lebih efisien dibandingkan dengan penyiraman manual kesetiap tanaman yang memakan banyak waktu dan tenaga.

Panen Dan Pasca Panen
A.        Waktu Panen.
            Umur panen buah jagung hibrida tergantung pada jenis dan varietasnya. Namun, ada beberapa ciri khusus yang menandakan jagung yang telah siap dipanen. Salah satunya adalah kelobotnya sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan menggunakan kuku.
            Sebelum dipanen, kelobot buah jagung dikupas dan dipangkas bagian atasnya sehinggga yang tersisa di pohon adalah buah jagung yang masih berkelobot, tetapi telah terkupas. Tujuan perlakuan ini mempercepat proses pengeringan jagung. Setelah beberapa hari di pohon dan bijinya telah mengering barulah dilakukan pemetikan. Waktu yang tepat untuk melakukan pemetikan adalah pada siang hari ketika cuaca terik agar kadar air biji tidak bertambah.
B.        Penjemuran.
            Jagung tongkolan yang telah dipanen perlu dijemur kembali untuk mengantisipasi adanya biji yang belum kering. Caranya bisa dilakukan dengan menghamparkan di atas terpal, anyaman bambu atau ditempat penjemuran khusus yang sudah di semen. Pada musim hujan, untuk membantu proses pengeringan bisa digunakan alat berupa oven yang sumber pemanasnya berasal dari pembakaran kayu bakar. Namun pengeringan dengan cara ini akan mengurangi kualitas biji jagung.
C.        Pemipilan.
            Pemipilan adalah proses memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan bisa dilakukan manual dengan tangan, menggunakan alat pemipil dari kayu atau menggunakan alat pemipil berpedal atau bermesin. Biji jagung pipilan kemudian dijemur sampai tercapai kadar air minimum yang memenuhi syarat jual, yakni 9-12 %. Untuk mengetahui kadar air secara akurat bisa digunakan alat berupa test meter.
D.        Penyimpanan.
            Jika tidak langsung dijual, jagung pipilan yang sudah dikemas bisa disimpan di dalam gudang. Gudang tempat penyimpanan harus selalu dalam keadaan kering dan lantainya diberi alas dari papan kayu, selain itu, lantai gudang harus di semprot terlebih dahulu denagn pestisida atau desinfektan agar biji jagung yang disimpan terhindar dari serangan hama dan penyakit pasca panen. Sirkulasi udara dalamm gudang juga harus terjaga baik  dan usahakan kelembapannya selalu rendah untuk mencegah timbulnya jamur.



DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment

download,pdf,agribisnis,ppt,studi,kasus,perbankan,kelayakan,skripsi,pkl