Monday, February 6, 2012

TUGAS MK. USAHATANI IKAN DAN SAYURAN DI BIDANG DIVERSIFIKASI PADI IRIGASI

IKAN DAN SAYURAN DI BIDANG DIVERSIFIKASI PADI IRIGASI
DI SUMATRA, INDONESIA: STUDI DI DUA DESA
PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI KOMERING

Diversifikasi tanaman telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan petani akan tetapi sebagian besar petani Indonesia belum melakukannya.
Sebuah survey rumah tangga dilakukan dari bulan Juni hingga Oktober 2005 di dua desa dipilih untuk studi yaitu Karang Sari yang mewakili irigasi yang baik pada tahap I dan Tambak Boyo yang mewakili irigasi yang baik pada tahap II. Karang Sari yang terletak di tahap I area Proyek Irigasi Komering masih ada yang memiliki sawah tadah hujan. Sebuah sungai membagi wilayah tersebut menjadi dua ekosistem yang berbeda yaitu irigasi dan tadah hujan. Karang Sari terletak 290 Km dari Palembang. Memiliki total  luas tanah 1.246 dengan 850 telah dianggap sebagai pertanian. Untuk bidang baik sawah irigasi, semi irigasi dan tadah hujan yaitu 336, 56, dan 270. Pada saat survey terdapat 984 rumah tangga dengan total populasi 3.830 orang dimana 2.929 orang terlibat dalam pertanian. Ada 1 KUD, 12 Kelompok Tani dan 1 P3A (Organisasi Pengguna Air). P3A di Karang Sari terorganisasi dengan baik dan dianggap sebagai salah satu yang terbaik di negeri ini.
Daerah penelitian kedua yaitu Tambak Boyo salah satu desa di daerah tahap II dari Proyek Irigasi Komering. Tambak Boyo terletak 225 Km dari Ibu Kota Palembang. Memiliki total luas tanah 600 dimana irigasi 353,5. Populasi total 2.692 orang atau sekitar 659 rumah tangga, yang kebanyakan bertransmigrasi ke Jawa. Ada 16 Kelompok Tani, satu KUD dan satu P3A. Namun KUD dan P3A tidak bekerja dengan baik.
Profil petani yang diwawancarai memiliki ukuran rata-rata keluarga yang agak kecil yaitu 3,79 di Karang Sari dan 3,73 di Tambak Boyo. Rata-rata usia kepala keluarga rumah tangga di Karang Sari 45,79 dan di Tambak Boyo 46,63. Hal ini menunjukkan kecendrungan umum dari penuaan petani di negeri ini. Mayoritas dari petani tersebut berpendidikan sekolah dasar. Jumlah rata-rata tahun pengalaman usahatani padi adalah 24,08 dan 21,54 tahun di Karang Sari dan Tambak Boyo, masing-masing mencerminkan keterlibatan dalam usahatani sejak usia dua puluhan. Pengalaman non-pertanian rata-rata adalah 2,13 tahun di Karang Sari dan 2,64 tahun di Tambak Boyo. Pengalaman non-pertanian mengacu pada perdagangan atau bisnis, penjahit, tukang kayu, sopir. Kemudian rata-rata luas lahan yang dioperasikan relative sangat kecil yaitu 0,62 ha per rumah tangga di Karang Sari dan 0,51 ha per rumah tangga di Tambak Boyo.    
Di desa Karang Sari memiliki pola tanam Padi-Ikan, beberapa petani di Karang Sari memilih ikan mas di sawah mereka karena memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sawah. Tumbuh relatif cepat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi menyebabkan profitabilitas lebih tinggi. Pola tanam Padi-Ikan  yang dilakukan di desa Karang Sari yaitu pola beras-beras-ikan (RRF), beras-ikan-beras-ikan(RFRF) dan pola beras-ikan-beras (RFR).
Sedangkan pola tanam beras-ikan-sayur de desa Tambak Boyo yaitu ada dua petani yang mempraktekkan beras (beras + ikan) dan (beras + sayuran) – (beras + ikan). Sayuran yang biasa ditanam diberas ladang selama musim kemarau dari Mei hingga Agustus mengikuti pola (sayuran +beras) – (beras +ikan) dan (beras +sayuran) – beras. Ada beberapa petani yang menanam sayuran selama musim hujan dari bulan Desember sampai Maret dengan pola beras-(beras +sayuran). beberapa petani membudidayakan sayuran dari bulan Mei hingga November dengan pola tanam (sayuran +beras)–sayuran-beras. Seorang petani menanam sayuran antara musim kering dan hujan dengan pola padi-sayuran-padi, sementara petani lain menanam sayuran di antara musim hujan dan kemarau dengan pola tanam padi-padi-sayuran.
Analisis fungsi logit digunakan untuk menguji faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk diversifikasi produksi padi-ikan dan produksi padi-sayuran. dua fungsi logit digunakan, pertama adalah diversifikasi untuk ikan di Karang Sari. Kedua diversifikasi untuk sayuran di Tambak Boyo.
Hasil analisis logit faktor yang mempengaruhi kemungkinan diversifikasi usahatani padi untuk produksi ikan di Karang Sari, yaitu pendidikan, kedekatan dari sawah untuk jalan dan pekerjaan lain atau sumber pendapatan. Sedangkan di Tambak Boyo faktor yang mempengaruhi yaitu kondisi irigasi, tenaga kerja keluarga yang tersedia dan sapi penggalangan pupuk di dalam sayuran budidaya.
Melalui diversifikasi ikan, petani  akan mampu meningkatkan pendapatan bersih mereka sebesar 13 32% lebih tinggi dari beras biasa ganda tanam di Karang Sari. Dalam Tambak Boyo, para petani akan mampu meningkatkan pendapatan mereka dengan 24 untuk  68% melalui diversifikasi sayur dari dua kali tanam padi. Upaya lebih harus diberikan untuk meningkatkan tingkat pendidikan petani. Hal ini terutama terjadi di Karang Sari dimana hasilnya menunjukkan bahwa pencapaian pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan petani untuk lebih terbuka dan menerima teknologi baru dan meningkatkan kemungkinan memutuskan untuk diversifikasi usahatani padi mereka ke dalam budaya ikan. Hal ini terlihat dari hasil analisis logit sebesar 0,250 yang menyatakan hubungan positif dengan diversifikasi ikan. Kedua yaitu jarak sawah, hasil dari fungsi logit yaitu -0,003 hal ini mencerminkan korelasi negatif terhadap diversifikasi ikan. Ini menu njukkan semakin dekat lokasi lahan untuk jalan semakin tinggi kemungkinan petani diversifikasi produksi ikan karena kedekatan sawah ke jalan akan menarik pembeli untuk datang. Sebab pembelian sering dilakukan pembeli dengan mendatangi sawah. Ketiga yaitu pekerjaan lainnya, hasil dari fungsi logit -1,290 ini menyatakan korelasi negative untuk diversifikassi ikan. Petani tanpa pekerjaan lain akan memiliki profitabilitas yang tinggi untuk memilih diversifikasi ikan dari petani yang memiliki pekerjaan lain.
Dalam Tambak Boyo, sistem irigasi yang baik sangat penting untuk mendorong petani untuk  diversifikasi produksi sayuran. Organisasi pengguna Air harus dibantu dalam operasi dan pemeliharaan sistem irigasi. Petani harus didorong untuk memelihara sapi untuk menambah pertanian pendapatan dan memberikan pupuk kandang untuk produksi sayuran, yang sejalan dengan pemerintah tanaman terpadu pengelolaan program. Petani rumah tangga dengan tenaga kerja keluarga yang tersedia akan memiliki probabilitas tinggi untuk memutuskan diversifikasi produksi sayuran. Namun secara keseluruhan, ada kelebihan tenaga kerja pertanian di daerah ini mungkin karena lahan pertanian terlalu kecil untuk menyerap semua tenaga kerja pertanian dan pilihan yang berbeda karena itu harus digali untuk menyerap surplus tenaga kerja.
Hasil dari program linier untuk menentukan kombinasi optimal beras-ikan
produksi di Karang Sari.Kombinasi padi-padi-ikan-ikan (RFRF) memberikan pendapatan bersih tertinggi 4,4 juta rupiah dengan luas lahan terbesar telah dioperasikan 2,488. dan tenaga kerja keluarga  637,8 jam. Dengan diversifikasi usahatani padi mereka ke dalam budaya padi-ikan, petani akan mampu meningkatkan pendapatan bersih mereka sebesar 13% (R-F-R) untuk 32% (R-F-R-F). Meskipun diversifikasi ikan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja keluarga, itu masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan ketersediaan tenaga kerja keluarga 624 jam per bulan atau 7.488 jam per tahun. Jelas bahwa diversifikasi ikan akan menyerap tenaga kerja keluarga dan juga berkontribusi untuk peningkatanpendapatan bersih rumah tangga.
Berdasarkan kombinasi tanaman hasil di Tambak Boyo, (beras + bayam)-padi pola akan menempati areal yang ditanami terbesar, diikuti oleh beras-India-beras mustard, dan nasi-bayam-padi. Dalam hal tenaga kerja keluarga, (beras + bayam)-padi kombinasi akan memanfaatkan tenaga kerja keluarga, diikuti oleh (beras + sawi)-nasi dan nasi-bayam-beras. Ada beberapa poin menarik yang dapat diamati dari temuan ini. Diversifikasi nabati akan menyerap jumlah yang lebih besar keluarga tenaga kerja dari dua kali tanam padi walaupun menggunakan hanya sekitar 17% sampai 35% dari total tersedia keluarga jam per tahun. Jelas bahwa budidaya sayuran lebih padat karya dari beras  budidaya, sehingga pengembangan budidaya tanaman sayuran akan memberikan lebih banyak tenaga kerja untuk desa. Terakhir, diversifikasi sayuran dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga pertanian sebesar 24% (padi- (beras + sawi) menjadi 68% (beras + bayam)-beras) dibandingkan dengan ganda tanam saja.
Dari kombinasi tanaman-ikan di Karang Sari dan Tambak Boyo, jelas bahwa ikan dan diversifikasi sayuran akan memberikan lebih banyak tenaga kerja di desa. Selain itu, ikan dan diversifikasi sayuran akan dapat memberikan kontribusi laba bersih lebih tinggi kepada ekonomi rumah tangga.

No comments:

Post a Comment

download,pdf,agribisnis,ppt,studi,kasus,perbankan,kelayakan,skripsi,pkl