IKAN
DAN SAYURAN DI
BIDANG DIVERSIFIKASI PADI IRIGASI
DI SUMATRA, INDONESIA: STUDI DI DUA DESA
PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI KOMERING
DI SUMATRA, INDONESIA: STUDI DI DUA DESA
PEMBANGUNAN DAERAH IRIGASI KOMERING
Diversifikasi tanaman telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan pendapatan petani akan tetapi sebagian besar
petani Indonesia belum melakukannya.
Sebuah survey rumah tangga dilakukan dari bulan Juni hingga Oktober 2005
di dua desa dipilih untuk studi yaitu Karang Sari yang mewakili irigasi yang
baik pada tahap I dan Tambak Boyo yang mewakili irigasi yang baik pada tahap II.
Karang Sari yang terletak di tahap I area Proyek Irigasi Komering masih ada
yang memiliki sawah tadah hujan. Sebuah sungai membagi wilayah tersebut menjadi
dua ekosistem yang berbeda yaitu irigasi dan tadah hujan. Karang Sari terletak
290 Km dari Palembang. Memiliki total
luas tanah 1.246 dengan 850 telah dianggap sebagai pertanian. Untuk
bidang baik sawah irigasi, semi irigasi dan tadah hujan yaitu 336, 56, dan 270.
Pada saat survey terdapat 984 rumah tangga dengan total populasi 3.830 orang
dimana 2.929 orang terlibat dalam pertanian. Ada 1 KUD, 12 Kelompok Tani dan 1
P3A (Organisasi Pengguna Air). P3A di Karang Sari terorganisasi dengan baik dan
dianggap sebagai salah satu yang terbaik di negeri ini.
Daerah penelitian kedua yaitu Tambak Boyo salah satu desa di daerah
tahap II dari Proyek Irigasi Komering. Tambak Boyo terletak 225 Km dari Ibu
Kota Palembang. Memiliki total luas tanah 600 dimana irigasi 353,5. Populasi
total 2.692 orang atau sekitar 659 rumah tangga, yang kebanyakan
bertransmigrasi ke Jawa. Ada 16 Kelompok Tani, satu KUD dan satu P3A. Namun KUD
dan P3A tidak bekerja dengan baik.
Profil petani yang diwawancarai memiliki ukuran rata-rata keluarga yang
agak kecil yaitu 3,79 di Karang Sari dan 3,73 di Tambak Boyo. Rata-rata usia
kepala keluarga rumah tangga di Karang Sari 45,79 dan di Tambak Boyo 46,63. Hal
ini menunjukkan kecendrungan umum dari penuaan petani di negeri ini. Mayoritas
dari petani tersebut berpendidikan sekolah dasar. Jumlah rata-rata tahun
pengalaman usahatani padi adalah 24,08 dan 21,54 tahun di Karang Sari dan
Tambak Boyo, masing-masing mencerminkan keterlibatan dalam usahatani sejak usia
dua puluhan. Pengalaman non-pertanian rata-rata adalah 2,13 tahun di Karang
Sari dan 2,64 tahun di Tambak Boyo. Pengalaman non-pertanian mengacu pada
perdagangan atau bisnis, penjahit, tukang kayu, sopir. Kemudian rata-rata luas
lahan yang dioperasikan relative sangat kecil yaitu 0,62 ha per rumah tangga di
Karang Sari dan 0,51 ha per rumah tangga di Tambak Boyo.
Di desa Karang Sari memiliki pola tanam Padi-Ikan, beberapa petani di
Karang Sari memilih ikan mas di sawah mereka karena memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan lingkungan sawah. Tumbuh relatif cepat dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi menyebabkan profitabilitas lebih tinggi. Pola tanam
Padi-Ikan yang dilakukan di desa Karang
Sari yaitu pola beras-beras-ikan (RRF), beras-ikan-beras-ikan(RFRF) dan pola
beras-ikan-beras (RFR).
Sedangkan pola tanam beras-ikan-sayur de desa Tambak Boyo yaitu ada dua
petani yang mempraktekkan beras (beras + ikan) dan (beras + sayuran) – (beras +
ikan). Sayuran yang biasa ditanam diberas ladang selama musim kemarau dari Mei
hingga Agustus mengikuti pola (sayuran +beras) – (beras +ikan) dan (beras
+sayuran) – beras. Ada beberapa petani yang menanam sayuran selama musim hujan
dari bulan Desember sampai Maret dengan pola beras-(beras +sayuran). beberapa
petani membudidayakan sayuran dari bulan Mei hingga November dengan pola tanam
(sayuran +beras)–sayuran-beras. Seorang petani menanam sayuran antara musim
kering dan hujan dengan pola padi-sayuran-padi, sementara petani lain menanam
sayuran di antara musim hujan dan kemarau dengan pola tanam padi-padi-sayuran.
Analisis fungsi logit digunakan untuk menguji faktor yang mempengaruhi
keputusan petani untuk diversifikasi produksi padi-ikan dan produksi
padi-sayuran. dua fungsi logit digunakan, pertama adalah diversifikasi untuk
ikan di Karang Sari. Kedua diversifikasi untuk sayuran di Tambak Boyo.
Hasil analisis logit faktor yang mempengaruhi kemungkinan diversifikasi
usahatani padi untuk produksi ikan di Karang Sari, yaitu pendidikan, kedekatan
dari sawah untuk jalan dan pekerjaan lain atau sumber pendapatan. Sedangkan di
Tambak Boyo faktor yang mempengaruhi yaitu kondisi irigasi, tenaga kerja
keluarga yang tersedia dan sapi penggalangan pupuk di dalam sayuran budidaya.
Melalui
diversifikasi ikan, petani akan
mampu meningkatkan pendapatan bersih mereka sebesar 13 32% lebih tinggi dari
beras biasa ganda tanam di Karang Sari. Dalam Tambak Boyo, para petani akan
mampu meningkatkan pendapatan mereka dengan 24 untuk 68% melalui diversifikasi
sayur dari dua kali tanam padi. Upaya lebih
harus diberikan untuk meningkatkan tingkat pendidikan petani. Hal ini terutama
terjadi di Karang Sari dimana hasilnya menunjukkan bahwa pencapaian pendidikan yang
lebih tinggi memungkinkan petani untuk lebih terbuka dan menerima teknologi
baru dan meningkatkan kemungkinan memutuskan untuk diversifikasi usahatani padi
mereka ke dalam budaya ikan. Hal ini terlihat dari hasil analisis logit sebesar 0,250 yang
menyatakan hubungan positif dengan diversifikasi ikan. Kedua yaitu jarak sawah,
hasil dari fungsi logit yaitu -0,003 hal ini mencerminkan korelasi negatif
terhadap diversifikasi ikan. Ini menu njukkan semakin dekat lokasi lahan untuk
jalan semakin tinggi kemungkinan petani diversifikasi produksi ikan karena
kedekatan sawah ke jalan akan menarik pembeli untuk datang. Sebab pembelian
sering dilakukan pembeli dengan mendatangi sawah. Ketiga yaitu pekerjaan
lainnya, hasil dari fungsi logit -1,290 ini menyatakan korelasi negative untuk
diversifikassi ikan. Petani tanpa pekerjaan lain akan memiliki profitabilitas
yang tinggi untuk memilih diversifikasi ikan dari petani yang memiliki
pekerjaan lain.
Dalam Tambak Boyo, sistem irigasi yang
baik
sangat penting untuk mendorong petani untuk diversifikasi produksi sayuran. Organisasi pengguna Air
harus dibantu dalam operasi
dan pemeliharaan sistem irigasi. Petani harus
didorong untuk memelihara
sapi
untuk
menambah pertanian pendapatan dan memberikan pupuk
kandang untuk produksi sayuran, yang sejalan dengan pemerintah tanaman terpadu pengelolaan program. Petani rumah tangga dengan tenaga
kerja keluarga yang tersedia akan memiliki probabilitas tinggi untuk memutuskan diversifikasi produksi sayuran. Namun secara
keseluruhan, ada kelebihan tenaga
kerja
pertanian di daerah
ini
mungkin karena lahan
pertanian
terlalu kecil untuk menyerap semua tenaga kerja
pertanian dan pilihan yang berbeda
karena itu harus digali untuk menyerap surplus tenaga kerja.
Hasil dari program linier untuk menentukan kombinasi optimal beras-ikan
produksi di Karang Sari.Kombinasi padi-padi-ikan-ikan (RFRF) memberikan pendapatan bersih tertinggi 4,4 juta rupiah dengan luas lahan terbesar telah dioperasikan 2,488. dan tenaga kerja keluarga 637,8 jam. Dengan diversifikasi usahatani padi mereka ke dalam budaya padi-ikan, petani akan mampu meningkatkan pendapatan bersih mereka sebesar 13% (R-F-R) untuk 32% (R-F-R-F). Meskipun diversifikasi ikan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja keluarga, itu masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan ketersediaan tenaga kerja keluarga 624 jam per bulan atau 7.488 jam per tahun. Jelas bahwa diversifikasi ikan akan menyerap tenaga kerja keluarga dan juga berkontribusi untuk peningkatanpendapatan bersih rumah tangga.
produksi di Karang Sari.Kombinasi padi-padi-ikan-ikan (RFRF) memberikan pendapatan bersih tertinggi 4,4 juta rupiah dengan luas lahan terbesar telah dioperasikan 2,488. dan tenaga kerja keluarga 637,8 jam. Dengan diversifikasi usahatani padi mereka ke dalam budaya padi-ikan, petani akan mampu meningkatkan pendapatan bersih mereka sebesar 13% (R-F-R) untuk 32% (R-F-R-F). Meskipun diversifikasi ikan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja keluarga, itu masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan ketersediaan tenaga kerja keluarga 624 jam per bulan atau 7.488 jam per tahun. Jelas bahwa diversifikasi ikan akan menyerap tenaga kerja keluarga dan juga berkontribusi untuk peningkatanpendapatan bersih rumah tangga.
Berdasarkan kombinasi tanaman hasil di Tambak Boyo, (beras
+ bayam)-padi
pola akan menempati areal
yang ditanami terbesar, diikuti oleh beras-India-beras
mustard, dan nasi-bayam-padi. Dalam
hal
tenaga
kerja
keluarga, (beras
+ bayam)-padi
kombinasi akan memanfaatkan tenaga
kerja
keluarga, diikuti oleh (beras + sawi)-nasi dan nasi-bayam-beras. Ada beberapa poin menarik yang dapat diamati dari temuan ini. Diversifikasi nabati akan menyerap jumlah yang lebih besar keluarga tenaga
kerja
dari dua
kali
tanam padi walaupun menggunakan hanya sekitar 17% sampai 35% dari total tersedia keluarga jam per tahun. Jelas bahwa budidaya sayuran lebih padat karya dari beras budidaya, sehingga pengembangan budidaya
tanaman sayuran akan memberikan lebih
banyak tenaga kerja untuk
desa. Terakhir, diversifikasi sayuran dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga pertanian sebesar 24% (padi- (beras + sawi) menjadi 68%
(beras + bayam)-beras) dibandingkan dengan ganda tanam saja.
Dari
kombinasi tanaman-ikan di Karang Sari dan Tambak Boyo, jelas bahwa ikan dan diversifikasi
sayuran akan memberikan lebih banyak tenaga kerja di desa. Selain
itu, ikan dan diversifikasi sayuran akan dapat memberikan kontribusi laba
bersih lebih tinggi kepada ekonomi rumah tangga.
No comments:
Post a Comment