PENDAHULUAN
Beberapa tahun
belakangan ini topik intrapreneurship semakin popular. Dari sekian banyak pengertian intrapreneur masih
ada kekeliruan dalam memahami konsep yang mendasari intrapreneurship tersebut. Intrapreneur diartikan sebagai seorang entrepreneur
(wirausaha) yang ada dalam suatu organisasi silakukan karena organisasi
tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel. Sedangkan intrapreneurship
diartikan sebagai suatu kebiasaan seorang intrapreneur untuk mengembangkan bisnis baru didalam
struktur organisasi yang ada.
Kebanyakan definisi
yang ada menyebutkan bahwa intrapreneurship tidak lepas dari
aktivitas-aktivitas entrepreneurial yang sesuai dengan persetujuan organisasi
dan komitmen sumber daya untuk tujuan inovatif. Pada dasarnya pokok
tujuan intrapreneurship adalah mengembangkan semangat entrepreneurial dalam
ikatan organisasi, sekaligus menciptakan iklim guna tercapainya kesejahteraan.
Intrapreneur
merupakan kependekatan dari Intaorganization
entrepreneur. Apabila entrepreneur diartikan sebagai orang yang memiliki
daya, upaya dan usaha secara mandiri, maka Intaorganization
entrepreneur berarti orang yang memiliki jiwa entrepreneur tetapi berstatus
sebagai peawai disuatu perusahaan. Jadi, seorang intrapreneur tidak memiliki
usaha secara mandiri melainkan bekerja pada suatu perusahaan. Akan tetapi, Ia
memiliki daya dan potensi menjadi entrepreneur karena karakteristik yang
dimilikinya. Beberapa karakteristik intrapreneur, yaitu:
1.
Proaktif
Saat ini semakin banyak pengangguran, tapi
dunia usaha tetap mengeluh sulit mencari karyawan. Sikap proaktif adalah
antusias, inisiatif, dan kreatif. Banyak orang hanya menunggu diperintah.
Melakukan apa yang ingin
dilakukan, bukan apa yang
seharusnya dilakukan. Kondisi ini menjadi penghalang utama dalam kompetisi
usaha. Jika perusahaan lemah, karyawan juga sulit dipertahankan.
2. Loyalitas
Sikap
intrapreneurship bagi karyawan ialah loyalitas. Loyalitas adalah suatu komitmen
jangka panjang untuk dukungan, pengorbanan, dan pembelaan kepada perusahaan.
Loyalitas tidak dinilai pada masa senang, tetapi justru bagaimana respons kita
pada masa-masa sulit.
3. Ketekunan
Ketekunan
membawa hikmah, karena dalam ketekunan ada pengharapan. Orang yang tekun selalu
dapat melihat keuntungan dari hasil kerjanya.
Pada
suatu perusahaan, orang yang berjiwa intrapreneur berpotensi menjadi competitor
perusahaan bila Ia keluar dan mendirikan usahanya sendiri. Oleh karena itu, manajemen
perusahaan tempatnya bekerja harus memberikan perhatian khusus terhadap para
pegawainya yang semacam ini. Biasanya seperti ini keluar apabila mereka merasa
tidak puas, misalnya apabila ide-ide briliannya tidak mendapat tempat atau
terlalu dikekang oleh manajemen perusahaan. Menjadi seorang
intrapreneur tidak kalah menarik, bahkan tidak perlu mendirikan perusahaan
sendiri tetapi mampu berkreasi dan berinovasi denga bebas.
PEMBAHASAN
Intrapreneur
merupakan seorang entrepreneur (wirausaha) yang ada dalam suatu organisasi
silakukan karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel. Betti
Alisjahbana merupakan salah satu tokoh intrapreneur sukses yang ada di
Indonesia.
Lahir di Bandung pada tanggal 2 Agustus 1960, Betty
Alisjahbana menyelesaikan pendidikan sarjannya di Jurusan Teknik Arsitektur ITB
dan begitu lulus, ia langsung masuk IBM. Perjalanan karirnya menjadi salah satu
kisah sukses yang banyak diliput media massa dan menjadi teladan bagi mereka
yang ingin membangun kompetensi di jalur profesional. Lebih-lebih ketika pada
2000 ia diangkat sebagai presiden direktur, banyak mata dari
seluruh dunia tertuju padanya, karena dia merupakan perempuan pertama tidak
hanya di Indonesia namun juga di level Asia Pasifik yang memimpin operasi IBM
di suatu negara. Ia
membuktikan bahwa wanita
juga bisa dipercaya untuk posisi penting.
Betti adalah sarjana Arsitektur
ITB dan lulusan SMA 3 Bandung.
Berawal dari pengunduran dirinnya atas jabatan Presiden Direktur IMB pada
1 April 2008, kini Betti menjadi seorang entrepreneur sekaligus intrapreneur
dalam perusahaan yang dikelolanya. Menurut Betti untuk meninggalkan perusahaan
yang telah membesarkan namanya itu memang dirasa cukup berat, dengan
keyakinannya kemudian Ia mengundurkan diri dari IMB. Memiliki bekal pengalaman
berkarir di perusahaan terbaik di dunia kemudian Ia mendirikan suatu usaha baru
di bidang informasi dan teknologi.
Lebih dari 20 tahun, Betti berkecimpung di dunia teknologi
informasi. Persisnya selama itu dia jadi orang gajian di PT IBM. Sampai dengan
Januari 2008, Betti adalah presiden direktur di perusahaan tersebut. Ia adalah
perempuan pertama di IBM Kawasan Asia Pasifik yang dipercaya untuk memimpin
operasi IBM di suatu negara.
Namun setahun yang lalu dia memutuskan “cabut” dari
perusahaan bergengsi tersebut. Dia tinggalkan jabatan bergengsi dengan gaji
yang pasti terbilang besar. Dia memutuskan pindah kuadran dari orang gajian
menjadi orang yang menggaji orang. Betti lantas mendirikan dan memimpin QB
Creative (PT Quantum Business International) yang bergerak di industri kreatif.
QB Headlines, QB Architects, QB Furniture dan QB Creative IT adalah empat
bidang bisnis yang digelutinya saat ini.
Karena berstatus sebagai karyawan tak ada salahnya kalau
langkah pertama sebelum memutuskan “selamat tinggal” orang gajian lebih dulu
menjadi seorang intrapreneur. Betti Alisjahbana menjelaskan bahwa
intrapreneurship adalah sebuah kegiatan di mana seorang karyawan belajar
menjadi pengusaha di perusahaannya sendiri. Intrapreneurship di sini mencakup
memunculkan gagasan baru yang jika dilaksanakan dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan dan karenanya karyawan yang bersangkutan mendapatkan fee atau
insentif khusus di luar gaji.
Ketika intrapreneurship ini didorong dan disalurkan, menurutnya intrapreneurship bukan hanya mendorong
inovasi, tapi juga akan membantu pegawai yang mempunyai ide-ide bagus
menyalurkan sumber daya perusahaan untuk membangun produk-produk yang lebih
unggul. Dengan mendorong budaya intrapreneur dalam perusahaan, tulis Betti
Alisjahbana, pegawai dapat diberdayakan menjadi agen perubahan dalam
perusahaan. Dengan begitu, mereka merasa nyaman menampilkan ide-ide baru dan
mendorong agar ide-ide tersebut dilaksanakan.
Agar intrapreneurship dapat tumbuh subur dalam perusahaan,
masih menurut Betti Alisjahbana, penting dibangun lingkungan yang merangsang
pegawai yang berbakat untuk melakukan inovasi, dengan memberikan kebebasan dan
mendukung mereka dengan sumber daya agar inovasi yang dihasilkan bisa dibawa ke
pasar dengan cepat.
Oleh sebab itu, saran Betti Alisjahbana, pimpinan harus
bersedia untuk mendengar dan menghargai ide-ide yang bagus dari siapa pun
sumbernya. Harus dibangun lingkungan di mana ide-ide pegawai yang
dipresentasikan dengan bagus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh. Betti
Alisjahbana mengingatkan, banyak entrepreneur membangun suksesnya dari
kegagalan-kegagalan kecil, disertai dengan pelajaran yang diperoleh dari
masing-masing kegagalan tersebut yang pada akhirnya mengantarkan mereka pada
keberhasilan.
Sangat penting bagi perusahaan dalam skala tertentu
memperbolehkan kegagalan yang tidak bisa dihindari dalam pelaksanaan proyek dan
inisiatif baru yang muncul dari para karyawan yang sebenarnya memiliki jiwa
entrepreneurship. Beri kesempatan mereka untuk menjadi intrapreneur. Menurut
Betti Alisjahbana, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjadi
intrapreneur jauh lebih baik daripada akhirnya keluar dari perusahaan karena
memendam rasa kecewa dan lalu menjadi pesaing perusahaan.
Menurut ibu dua anak dari Aslan dan Nadia, mengajak anak muda
untuk berinvestasi dan membuka usaha kreatif, merupakan cita-citanya untuk
berbagi pengalaman dan ilmu. Dengan menekankan kualitas, menjunjung tinggi
integritas dan menilai bahwa alokasi untuk pengembangan diri SDM itu wajib,
Betti meniti tekankan prinsip tersebut dalam bisnis barunya. Dia menghindari
menghalalkan segala cara untuk berhasil dan percaya pada nilai tambah, komitmen
dan perbedaan individu.
Selain itu, ada lagi yang membedakan dalam hasil kerja berupa
motivasi. Karena kepandaian dan keahlian bisa sama, tapi motivasi beda hasilnya
juga akan berbeda. Motivasi yang tinggi bisa dibangun dari kecintaan terhadap
pekerjaan dan melihat pekerjaan sebagai konteks impian yang akan dicapai.
Sosok Betti dalam hal kepemimpinan sudah teruji ditambah
karakternya yang mudah bergaul. Srikandi Indonesia yang pertama kali menjabat
Presiden Direktur IBM Indonesia selalu membuka ruang dengan karyawannya dan
bertukar pikiran. Bahkan dalam waktu tertentu, dia selalu mengadakan diskusi
terbatas dan sekadar sharing. Cara tersebut dilakukannya, agar dirinya tidak
mau dinilai jauh dari karyawan. Dia mengaku tidak ingin menjadi pemimpin di
atas menara gading yang tidak mengenal siapa sebenarnya orang-orang yang
dipimpinnya. Perempuan kelahiran Bandung, 2 Agustus 1960 ini, berupaya mampu
memposisikan dirinya dengan tepat di antara para karyawannya.
Suatu saat dia harus bersikap keras dan tegas, di waktu yang
lain ia harus bersikap luwes, fleksibel dan penuh tenggang rasa. Ia banyak
penghargaan yang telah diraih. Penghargaan tersebut antara lain, Outstanding
Achievement Award di tahun 1999, Country General Manager Excellence Award 2000,
yaitu penghargaan yang diberikan pada lima negara terbaik dari 170 negara di
mana IBM beroperasi.
KESIMPULAN
Intrapreneur
merupakan kependekatan dari Intaorganization
entrepreneur. Apabila entrepreneur diartikan sebagai orang yang memiliki
daya, upaya dan usaha secara mandiri, maka Intaorganization
entrepreneur berarti orang yang memiliki jiwa entrepreneur tetapi berstatus
sebagai peawai disuatu perusahaan. Jadi, seorang intrapreneur tidak memiliki
usaha secara mandiri melainkan bekerja pada suatu perusahaan. Akan tetapi, Ia
memiliki daya dan potensi menjadi entrepreneur karena karakteristik yang
dimilikinya. Menjadi seorang intrapreneur
tidak kalah menarik, bahkan tidak perlu mendirikan perusahaan sendiri tetapi
mampu berkreasi dan berinovasi denga bebas.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment