PENDAHULUAN
Sebagian besar permasalahan utama yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia merupakan permasalahan lama yang sedari dulu tidak
diselesaikan dengan baik dan cenderung diabaikan sehingga semakin hari
permasalahan-permasalahan tersebut berkembang semakin parah. Permasalahan internal
bangsa Indonesia itu antara lain kemiskinan, semakin bertambahnya pengangguran,
rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, mahalnya harga pangan, mahalnya
biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat, dan berbagai permasalahan
lainnya. Untuk menjawab berbagai permasalahan bangsa tersebut sangat dibutuhkan
peran wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang
ada. Setiap individu harus berusaha untuk menjadi produktif, memiliki
kemandirian yang tinggi, mampu melihat peluang dan tantangan yang ada, mampu
memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan, mampu memahami dan
mengimplementasikan manajemen bisnis, serta berguna dan memberikan manfaat baik
untuk dirinya maupun untuk orang lain, organisasi, masyarakat, dan bangsa. Wirausaha
usaha memiliki peran yang besar dalam perekonomian nasional seperti :
·
Menciptakan
lapangan kerja
·
Mengurangi
pengangguran
·
Meningkatkan
pendapatan masyarakat
·
Mengkombinasikan
faktor – faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
·
Meningkatkan
produktivitas
PEMBAHASAN
Wirausaha atau entrepreneur adalah seorang yang
bertanggung jawab atas sebuah bisnis dengan memikul risiko untung atau rugi.
Entrepreneur dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu business entrepreneur (wirausaha bisnis)
dan social entrepreneur (wirausaha
sosial). Perbedaan pokok keduanya terletak pada pemanfaatan keuntungan. Bagi
business entrepreneur keuntungan yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk
ekspansi usaha, sedangkan bagi sosial entrepreneur keuntungan yang didapat
(sebagian atau seluruhnya) diinvestasikan kembali untuk pemberdayaan masyarakat. Social entrepreneur adalah orang yang
mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurshipnya
untuk melakukan perubahan sosial (sosial
change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesejahteraan (healthcare). Jika business entrepreneurs mengukur keberhasilan dari
kinerja keuangannya (keuntungan ataupun pendapatan), maka keberhasilan social entrepreneurs diukur dari manfaat
yang dirasakan oleh masyarakat.
Permasalahan
mendasar bangsa Indonesia antara lain :
1.
Kemiskinan
2.
Pengangguran
3.
Besarnya
hutang luar negeri
4.
Kelaparan
dan krisis pangan
5.
Mahalnya
harga pangan
6.
Buruknya
sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
Kewirausahaan sosial adalah solusi yang paling tepat
dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Kewirausahaan sosial merupakan gerakan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sosial, misalnya mengurangi kemiskinan,
menyediakan makanan bergizi bagi kaum miskin, asuransi kesehatan dan
pendidikan. Gerakan ekonomi dalam konteks ini digerakkan oleh cause-driven, bukan profit-driven. Artinya, tujuan yang hendak dicapai dari aktivitas
ekonomi tadi adalah implikasinya terhadap kelompok sasaran, jika masyarakat
miskin menjadi kelompok sasarannya, diharapkan kondisi kemiskinan tersebut
dapat teratasi.
1.
Kemiskinan
Dalam konteks Indonesia,
salah satu alternatif solusi bagi pengentasan kemiskinan adalah melalui
kewirausahaan sosial. Namun, dibutuhkan strategi yang bisa memperkuat konsep
tersebut dalam konteks sosial budaya Indonesia. Ada beberapa strategi yang
teridentifikasi, yaitu :
· Pertama, pendekatan kewirausahaan
sosial sebagai bentuk investasi kepada kelompok sosial tertentu, dalam hal
pengentasan kemiskinan ini maka kelompok masyarakat miskin yang menjadi
sasaran. Investasi disalurkan melalui modal produktif dalam berbagai wujud
sumber daya finansial kepada masyarakat miskin.
· Kedua,
penguatan jaringan (networking)
dengan kelompok lain yang dapat memberikan ruang bagi kelompok masyarakat
miskin guna mendistribusikan atau menjual produk yang dihasilkan dari aktivitas
kelompoknya.
· Ketiga, penguatan kapasitas
kelompok masyarakat miskin dalam aspek manajemen ekonomi produktif, sehingga
dalam jangka panjang masyarakat miskin dapat melipatgandakan usaha produktifnya
dan sekaligus meningkatkan pendapatan serta keuntungan yang mereka peroleh.
· Keempat,
pembangunan kepercayaan (trust building)
sebagai awal dari keseluruhan proses tersebut, hal ini bermanfaat bagi
peningkatan moral masyarakat miskin sehingga merasa lebih dihargai dan diberi
kesempatan secara aktif untuk keluar dari kemiskinannya.
Keempat
strategi tersebut merupakan perspektif kewirausahaan yang masuk ke dalam
kelompok sosial spesifik, menggunakan pendekatan sosial (dalam wujud penguatan
trust) dan bertujuan untuk mengatasi permasalahan sosial. Melalui strategi itu
diharapkan ruang sosial terbangun secara praktis. Hal tersebut sebenarnya sudah
menjadi bagian dalam beberapa program pemberdayaan masyarakat, tapi belum ada
pengaruh yang signifikan dari aplikasi prinsip tersebut terhadap pengentasan
kemiskinan.
Perubahan
dalam bentuk peran dan kesempatan ekonomi produktif bagi kelompok tersebut,
semestinya diiringi dengan perubahan yang menyeluruh dalam cara pandang
terhadap diri dan orang lain, sehingga mereka mampu untuk berakselerasi dengan aktivitas
ekonomi yang lebih dahulu berjalan. Kemudian kendala atau hambatan dari
struktur yang mengitari aktivitas usaha-usaha sosial tersebut, seperti misalnya
struktur birokrasi, struktur pasar dan lingkungan politik harus pula diatasi
karena faktor ini merupakan ruang yang tidak mudah untuk dihadapi atau
diantisipasi pengaruhnya terhadap pergerakan kelompok masyarakat tersebut dalam
aktivitas ekonomi produktifnya. Jika faktor ini kontraproduktif terhadap
gerakan yang hendak melakukan perubahan secara berkelanjutan tersebut,
perubahan peran dan posisi kelompok masyarakat itu tidak menyeluruh. Karena
itu, tetap diperlukan pengawalan dari negara agar gerakan ekonomi berbasis
kelompok sosial ini dapat secara konsisten berjalan.
2.
Pengangguran
Kewirausahaan memegang peranan
besar dalam mengurangi angka pengangguran di berbagai negara. Kegiatan
wirausaha secara otomatis menyerap tenaga kerja sehingga memberi kesempatan
kerja pada pengangguran sehingga diharapkan dengan berkembangnya berbagai
wirausaha di Indonesia akan dapat mengurangi angka penganguran secara
signifikan. Di banyak Negara seperti, China, Korea, Taiwan dan banyak Negara
maju lainnya peranan lembaga inkubator sangat penting dalam rangka penumbuhan
wirausaha baru, khususnya yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) knowledge-based
entrepreneurs. Menumbuhkan wirausaha baru yang berbasis IPTEK ini menjadi
sangat penting untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha yang memiliki daya saing
tinggi. Jadi, menumbuhkan wirausaha baru bukan hanya untuk mengatasi masalah
pengangguran, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing para pelaku bisnis itu
sendiri. Kalau para pelaku bisnis meningkat daya saingnya, maka daya saing
ekonomi kita juga akan lebih meningkat. Sesungguhnya kewirausahaan adalah hal
yang memungkinkan terjadinya multiplier effect, artinya seorang wirausaha yang menerapkan
kewirausahaan mampu menciptakan dampak positif bagi dirinya dan sekitarnya. Hal
tersebut tidak terbatas hanya pada kata memberikan lapangan pekerjaan, tetapi
lebih menekankan tentang bagaimana seseorang bermanfaat dan berperan bagi
lingkungannya. Maksudnya kewirausahaan tidak hanya berbicara tentang seorang
businessman yang memulai sebuah bisnis, kemudian bisnis tersebut mendatangkan
profit bagi dirinya dan membuka kesempatan kerja bagi orang lain. Lebih dari
itu kewirausahaan membahas tentang bagaimana setiap orang mampu berperan dan
bermanfaat sesuai dengan jati dirinya, sehingga mempunyai peran yang berarti dan
nilai lebih bagi dirinya secara pribadi dan sekitarnya sebagai dampak positif.
3.
Kelaparan dan krisis pangan
Permasalahan
pokok yang dihadapi dalam bidang ketahanan pangan adalah bagaimana mencukupi
kebutuhan pangan nasional dengan sumber daya alam yang sangat terbatas
jumlahnya dan pengelolaan sumber daya manusia yang berkualitas, hal ini erat
kaitannya dengan bidang pertanian. Dalam perkembangannya petani juga memerlukan
jiwa entrepreneur yang tangguh guna mewujudkan ketahanan pangan
tersebut. Di sisi lain, fenomena yang terjadi di kalangan petani adalah
rendahnya kemampuan manajemen agribisnis yang rendah sehingga petani tidak
mampu menghadapi tantangan-tantangan yang muncul dalam proses produksi. Untuk
itu pembentukan mental entrepreneur farmer diperlukan di kalangan petani
dalam usaha untuk dapat tetap eksis menghadapi tantangan dalam memproduksi
pangan maupun ke sistem pemasarannya. Dalam mewujudkan Indonesia yang berketahanan pangan,
petani yang yang memiliki jiwa entrepreneur farmer yang tinggi serta
memiliki kemampuan manajemen agribisnis yang kuat adalah modal utama untuk
mewujudkan ketahanan pangan itu sendiri. Selain perombakan mental petani, harus
didukung juga oleh kebijakan-kebijakan pemerintah pusat melalui pemberian
penyuluhan dan pelatihan yang intensif. Penerapan mental entrepreneur
farmer juga mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh petani sesuai
dengan karakteristik yang dimiliki. Dengan demikian, pengembangan sektor
pertanian yang optimal diharapkan mampu menciptakan Indonesia yang berketahanan
pangan.
KESIMPULAN
Dari
pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pemasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh bangsa ini tidak akan ada habisnya. Kemiskinan, Pengangguran,
besarnya hutang luar negeri, kelaparan dan krisis panga, mahalnya harga pangan
dan buruknya sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
merupakan masalah umum yang di hadapi bangsa Indonesia. Dimana salah satu
solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan adanya wirausaha.
Wirausaha atau entrepreneur
adalah seorang yang bertanggung jawab atas sebuah bisnis dengan memikul
risiko untung atau rugi. Wirausaha sebagai salah satu jalan
keluar untuk memecahkan masalah memegang peranan besar dalam hal pengentasan
kemiskinan, mengurangi angka pengangguran di berbagai daerah dan juga dalam
bidang ketahanan pangan (pertanian). Dimana peranannya mampu membangun
perekonomian nasional dengan tidak membebani pemerintah dan masyarakat,
Meningkatkan pendapatan masyarakat, Meningkatkan produktivitas faktor-faktor
produksi.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment